Jens Stoltenberg Sebut Kepercayaan Ukraina kepada Sekutu NATO Terkikis karena Kegagalan Pengiriman Senjata
Presiden Zelensky bersama Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Twitter/@jensstoltenberg)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, kepercayaan Ukraina terhadap sekutu aliansi pertahanan itu "rusak" karena penundaan dan kegagalan dalam pengiriman senjata untuk melawan invasi Rusia.

Berbicara kepada Reuters pada Senin malam saat ia melakukan perjalanan keluar dari Ukraina dengan kereta api setelah kunjungan sehari penuh, Stoltenberg mengatakan kegagalan tersebut menunjukkan sudah waktunya untuk mengubah koordinasi bantuan militer internasional ke Kyiv.

"Kami membutuhkan kerangka kerja yang lebih kuat dan terlembaga untuk mendukung kami guna memastikan prediktabilitas, memastikan akuntabilitas yang lebih besar, dan memastikan pembagian beban," jelasnya seperti melansir Reuters 30 April.

Sebagai contoh kegagalan sekutu NATO, ia mengutip Kongres AS yang membutuhkan waktu enam bulan untuk meloloskan paket bantuan Ukraina senilai 60 miliar dolar AS, serta sedikitnya amunisi artileri yang diberikan negara-negara Eropa dibandingkan dengan yang dijanjikan.

Kekurangan tersebut berdampak besar di medan perang, ketika Rusia mengambil inisiatif sementara pasukan Ukraina yang kekurangan amunisi terpaksa mengambil posisi bertahan.

"Tentu saja, fakta bahwa kami belum memenuhi apa yang kami janjikan telah merusak kepercayaan," sebut Stoltenberg.

Namun, setelah seharian melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pejabat senior lainnya, dia mengatakan Kyiv masih percaya pada sekutunya dan sekarang terserah pada mereka untuk mewujudkannya.

Lebih jauh dia mengatakan, salah satu cara untuk menghindari kekurangan bantuan militer ke Ukraina di masa depan adalah dengan memberikan NATO peran koordinasi yang lebih besar, serta menyusun rencana multi-tahun yang memperjelas kontribusi yang diharapkan dari masing-masing sekutu.

Dia telah mengajukan proposal tersebut kepada 32 anggota NATO, mengatakan proposal tersebut harus didukung oleh komitmen finansial yang besar. Para diplomat mengatakan, dana sebesar 100 miliar euro (107 miliar dolar AS) telah dikucurkan selama lima tahun.

"Hal ini akan mempermudah perencanaan. Ini akan memperjelas apa yang diharapkan dapat dicapai oleh masing-masing sekutu," kata Stoltenberg.

"Dan NATO kemudian dapat memainkan peran yang lebih besar dalam memastikan sekutu benar-benar melaksanakan apa yang telah mereka umumkan," tandasnya.

Sementara itu, pada konferensi pers dengan Stoltenberg pada Hari Senin, Presiden Zelensky memuji kelompok Ramstein, mengatakan Ukraina ingin memastikan setiap janji keuangan baru tidak menghilangkan dana bantuan bilateral anggota NATO ke Kyiv.

Diketahui, dukungan militer Barat terhadap Ukraina saat ini diorganisir secara ad-hoc oleh Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (Ukraina Defense Contact Group) yang dipimpin Amerika Serikat, yang juga dikenal sebagai Kelompok Ramstein.