Inggris dan Amerika Serikat Bantah Iran Berikan Peringatan Sebelum Menyerang Israel
Peluncuran drone Iran. (Sumber: IRNA)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris dan Amerika Serikat membantah mereka mendapatkan pemberitahuan dari Iran, perihal rencana serangan terhadap Israel, berbeda dengan Turki, Yordania dan Irak yang mengatakan menerima pemberitahuan beberapa hari sebelum serangan.

"Saya akan menolak karakterisasi itu," kata juru bicara PM Sunak kepada wartawan, melansir Reuters 15 April.

"Dan secara lebih luas, kami mengutuk keras serangan langsung mereka terhadap Israel," tandasnya.

Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel pada Hari Sabtu. Serangan itu dikatakan sebagai balasan atas serangan Israel ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April, menewaskan sejumlah pejabat IRGC, termasuk dua jenderal senior.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan pada Hari Minggu, Iran memberikan pemberitahuan 72 jam kepada negara-negara tetangga dan sekutu Israel, Amerika Serikat, jika mereka akan melancarkan serangan.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan Washington dan Teheran sebelum serangan itu, menambahkan pihaknya telah menyampaikan pesan sebagai perantara untuk memastikan reaksi yang diberikan proporsional.

"Iran mengatakan reaksi ini merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di Damaskus dan tidak akan lebih dari itu. Kami menyadari kemungkinan yang ada. Perkembangan ini tidak mengejutkan," kata sumber diplomatik Turki.

Sementara itu, seorang pejabat senior di Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah pernyataan Menlu Amirabdollahian, mengatakan Washington memang melakukan kontak dengan Iran melalui perantara Swiss, tetapi tidak mendapat pemberitahuan 72 jam sebelumnya.

"Itu sama sekali tidak benar," kata pejabat tersebut.

"Mereka tidak memberikan pemberitahuan, juga tidak memberikan kesan 'ini akan menjadi target, jadi evakuasi mereka,'" tandasnya.

Teheran mengirimkan pesan kepada Washington hanya setelah serangan dimulai, tujuannya adalah untuk menjadi "sangat merusak", kata pejabat tersebut, seraya menambahkan klaim Iran mengenai peringatan yang meluas mungkin merupakan upaya untuk mengkompensasi tidak adanya kerusakan besar akibat serangan tersebut.

"Kami menerima pesan dari Iran saat (serangan) sedang berlangsung, melalui Swiss. Ini pada dasarnya menunjukkan bahwa mereka sudah selesai setelah ini, tapi serangan ini masih terus berlanjut. Jadi itulah pesan (mereka) kepada kami," kata pejabat itu.

Sebuah sumber di Iran yang mengetahui mengenai masalah ini mengatakan, Iran telah memberi tahu AS melalui saluran diplomatik yang mencakup Qatar, Turki dan Swiss tentang hari serangan yang dijadwalkan, mengatakan hal itu akan dilakukan dengan cara untuk menghindari provokasi tanggapan.

Para pejabat Irak, Turki dan Yordania masing-masing mengatakan Iran telah memberikan peringatan dini mengenai serangan itu pekan lalu, termasuk beberapa rinciannya.

Dua sumber di Irak, termasuk seorang penasihat keamanan pemerintah dan seorang pejabat keamanan mengatakan, Iran telah menggunakan saluran diplomatik untuk memberi tahu Baghdad tentang serangan itu setidaknya tiga hari sebelum serangan itu terjadi.

Waktu pasti terjadinya serangan tidak diungkapkan pada saat itu, namun telah disampaikan kepada otoritas keamanan dan militer Irak beberapa jam sebelum serangan, sehingga Baghdad dapat menutup wilayah udaranya dan menghindari kecelakaan fatal.

"Pemerintah memahami dengan jelas dari para pejabat Iran bahwa militer AS di Irak juga telah mengetahui serangan itu sebelumnya," ungkap pejabat keamanan Irak.

Sedangkan seorang pejabat senior Yordania mengatakan, Iran telah memanggil utusan Arab di Teheran pada Hari Rabu untuk memberi tahu tentang niat mereka melakukan serangan, meskipun tidak disebutkan secara spesifik waktunya.

Ketika ditanya apakah Iran juga memberikan rincian mengenai target dan jenis senjata yang akan digunakan, sumber Yordania tidak menjawab secara langsung namun mengindikasikan bahwa itulah yang terjadi.