Antisipasi Ancaman Iran, Israel Terapkan Aturan Baru untuk Lindungi Warganya, PM Bennett: Kami akan Menyerang Mereka yang Mengirim Teroris
PM Israel Naftali Bennett. (Wikimedia Commons/Spokesperson unit of the President of Israel/Kobi Gideon)

Bagikan:

JAKARTA - Israel mengatakan akan menerapkan 'aturan baru' untuk melindungi warganya di luar negeri dan keamanan nasionalnya, setelah dugaan plot Iran terhadap warga Israel di luar negeri memicu lonceng alarm.

Pada pertemuan Kabinet Hari Minggu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memberikan peringatan, setelah apa yang disebutnya upaya Iran untuk menyerang Israel di Turki, serta di berbagai lokasi di luar negeri.

"Kami akan terus menyerang mereka yang mengirim teroris. Aturan baru kami adalah: siapa pun yang mengirim, membayar," tegasnya, mengutip kekhawatiran akan serangan Iran, melansir The National News 20 Juni.

Israel menganggap Iran sebagai musuh terbesarnya, sangat menentang Kesepakatan Nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang melonggarkan sanksi ekonomi dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir Iran.

Kesepakatan itu kandas ketika mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik negaranya pada 2018. Upaya baru-baru ini untuk menghidupkan kembali pakta itu tampaknya terhenti.

Israel juga mengklaim, Iran mungkin menggunakan proksinya gerakan Lebanon Hizbullah untuk menariknya ke dalam pertempuran langsung lainnya. Kedua belah pihak bertempur pada tahun 2006.

Pekan lalu, kepala staf militer Israel Aviv Kochavi mengatakan kepada Hizbullah, kekuatan besar akan digunakan di Lebanon, jika perang lain pecah dengan gerakan yang didukung Iran.

"Kami akan melakukan serangan yang sangat besar dalam perang, tetapi kami akan memperingatkan penduduk dan mengizinkan mereka meninggalkan daerah itu," tukas Kochavi.

"Saya katakan kepada penduduk Lebanon: Saya menyarankan Anda untuk pergi, tidak hanya pada awal perang, tetapi sejak awal ketegangan dan sebelum tembakan pertama dilepaskan," sambungnya.

"Saya menyarankan Anda untuk meninggalkan daerah itu karena kekuatan serangan tidak akan terbayangkan, seperti yang belum pernah Anda saksikan sebelumnya," tandas Kochavi.

Dalam kesempata tersebut, PM Bennett juga memperbarui peringatan pemerintahnya bagi warga Israel, untuk menghindari terbang ke Turki, terutama Istanbul, untuk saat ini.

"Dinas keamanan Negara Israel sedang bekerja untuk menggagalkan upaya serangan sebelum mereka diluncurkan," sebut PM Bennett pada pertemuan Kabinet.

Diketahui, Israel mengeluarkan peringatan perjalanan ke Turki pekan lalu. Menurut situs web pemerintah Israel, tingkat ancaman untuk Istanbul dinaikkan ke Level 4 oleh Biro Kontra-Terorisme, yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional.

Level 4 adalah yang tertinggi dan berarti situasi keamanan sangat kritis. Tingkat ancaman dirancang untuk memberikan indikasi luas kemungkinan serangan teroris. Pemberitahuan keamanan mengecualikan penerbangan dengan koneksi di Istanbul, selama orang Israel tidak meninggalkan bandara.

Turki menanggapi peringatan keamanan Israel pekan lalu dengan meyakinkan dunia, mereka adalah negara yang aman untuk dikunjungi.

"Peringatan perjalanan ini dianggap terkait dengan perkembangan dan motif internasional yang berbeda," kata Kementerian Luar Negeri Turki.