Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa mengutuk serangan Iran ke Israel, meminta semua pihak untuk menahan diri guna menghindari konflik yang lebih besar di Timur Tengah.

"Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini," ujar Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pernyataan di situs PBB, seperti dikutip Minggu 14 April.

Diberitakan sebelumnya, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim telah melakukan serangan terhadap Israel, mengatakan itu sebagai respons terhadap serangan ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan sejumlah elite militer Iran, mengutip IRNA.

"Serangan tersebut merupakan respons terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus dan pembunuhan sekelompok komandan dan penasihat militer negara kami di Suriah," kata pernyataan itu.

Menurut Kantor Hubungan Masyarakat IRGC, rincian operasi tersebut, yang dilakukan dengan persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, di bawah pengawasan Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, dan dengan dukungan dari Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan Iran, akan segera diumumkan ke publik, mengutip Tasnim.

Di Israel, juru bicara Israel Defense Forces (IDF) mengonfirmasi adanya serangan drone dan rudal Iran terhadap negaranya, mengatakan jet tempur dan sistem pertahanan udara mereka disiagakan untuk melakukan antisipasi.

"Saya sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan. Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah," seru Sekjen PBB.

"Saya telah berulang kali menekankan bahwa baik kawasan maupun dunia tidak mampu melakukan perang lagi," tandasnya.

Iran diketahui telah berjanji untuk menghukum rezim Zionis atas agresi mematikannya terhadap misi diplomatik negara tersebut di Suriah, yang dinilai melanggar hukum internasional dan Konvensi Wina.

Serangan 1 April itu menewaskan tujuh anggota IRGC, dengan dua di antaranya adalah jenderal senior. Mereka yang tewas yakni Mayjen Mohammad Reza Zahedi, Brigjen Muhammad Hadi Haji-Rahimi, Hossein Amanollahi, Sayyid Mahdi Jaladati, Mohsen Sedaqat, Ali Agha Babaei dan Sayyid Ali Salehi Roozbahani, mengutip Khamenei.ir.