Korban Tewas Warga Palestina di Gaza Tembus 30 Ribu Jiwa saat Perang Hamas-Israel Masuki Hari ke-146
Operasi darat militer Israel di Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Korban tewas dan luka warga Palestina terus bertambah, saat perang kelompok militan Hamas-Israel di Jalur Gaza yang memasuki Hari ke-146 pada Kamis belum menunjukkan tanda akan berhenti.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Kamis mengonfirmasi jumlah orang yang tewas dalam hampir lima bulan perang brutal Israel di wilayah kantong tersebut tembus 30.000 jiwa.

"Jumlah korban tewas melebihi 30.000 orang," kata pernyataan kementerian, melansir Daily Sabah 29 Februari.

Meskipun para mediator mengatakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas hanya akan terjadi dalam hitungan hari, lembaga-lembaga bantuan telah memperingatkan bahaya kelaparan yang akan terjadi di utara Gaza.

"Anak-anak meninggal karena kekurangan gizi, dehidrasi dan kelaparan yang meluas di rumah sakit al-Shifa Kota Gaza," kata Kementerian Kesehatan, sementara juru bicaranya Ashraf al-Qudra menyerukan "tindakan segera" dari organisasi internasional untuk mencegah lebih banyak kematian serupa.

Sementara itu, mengutip kondisi yang memburuk di Gaza, kepala USAID Samantha Power mengatakan Israel perlu membuka lebih banyak penyeberangan sehingga "bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat meningkat secara signifikan."

"Ini adalah masalah hidup dan mati," kata Power dalam sebuah video yang diunggah di platform media sosial X.

Jumlah korban tewas terbaru warga Palestina dalam perang terjadi setelah sedikitnya 79 orang tewas semalam di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan pada Kamis.

Sementara itu, mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mengupayakan jeda selama enam minggu dalam perang yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

Para perunding berharap, gencatan senjata dapat dimulai pada awal Bulan Suci Ramadan yang diperkirakan akan dimulai pada 10 atau 11 Maret.

Proposal tersebut dilaporkan mencakup pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza, dengan imbalan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Jika tidak ada penarikan penuh yang diminta oleh Hamas, sebuah sumber dari kelompok tersebut mengatakan kesepakatan tersebut mungkin akan membuat pasukan Israel meninggalkan "kota-kota dan daerah-daerah berpenduduk", sehingga memungkinkan kembalinya beberapa warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan memberikan bantuan kemanusiaan.