Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin kelompok militan Palestina Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, pihaknya menunjukkan fleksibilitas dalam pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, namun di sisi lain juga siap untuk terus berperang.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Haniyeh juga menyerukan “poros perlawanan” untuk meningkatkan serangannya, dikutip dari The Times of Israel 28 Februari.

Poros perlawanan adalah istilah yang sering digunakan oleh pejabat Iran untuk merujuk pada negara itu dan sejumlah sekutunya seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman hingga kekuatan Syiah lainnya di Irak dan Suriah.

Lebih lanjut Pemimpin Hamas tersebut juga menyerukan kepada warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat, untuk melakukan pawai ke lokasi konflik di Temple Mount pada hari pertama Ramadan.

Temple Mount, yang dikenal umat Islam sebagai kompleks Masjid Al-Aqsa, dianggap sebagai tempat tersuci dalam Yudaisme, tempat dua Kuil alkitabiah pernah berdiri, dan situs tersuci ketiga dalam Islam, menjadikannya titik konflik Israel-Palestina.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza pada Hari Rabu mengumumkan, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di wilayah tersebut telah mencapai 29.954 jiwa serta 70.325 lainnya luka-luka.