Bagikan:

JAKARTA - Utusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mendesak diakhirinya perang lantaran penderitaan yang tidak terbayangkan, saat mereka mengunjungi perbatasan Gaza, sedangkan jumlah korban tewas warga sipil Palestina di wilayah tersebut tembus 18 ribu jiwa.

Selusin utusan Dewan Keamanan PBB mengikuti perjalanan yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab untuk mengunjungi Rafah, hanya beberapa hari setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan ribuan orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung mengalami "kelaparan".

Setelah terbang ke Kota Al-Aris, Mesir, mereka diberi pengarahan oleh badan pengungsi Palestina PBB UNRWA mengenai kondisi di Gaza sebelum menuju Rafah yang berjarak 30 mil (48 km).

"Kenyataannya bahkan lebih buruk daripada apa yang bisa diungkapkan dengan kata-kata," kata perwakilan Ekuador di PBB, Jose De La Gasca, kepada wartawan setelah pengarahan UNRWA, melansir Reuters 12 Desember.

Sedangkan perwakilan tetap UEA untuk PBB Lana Nusseibeh mengatakan, para utusan tersebut diberitahu warga Gaza sekarat karena kekurangan gizi, sistem medis yang runtuh, dan kekurangan air dan makanan.

Diketahui, mayoritas negara anggota PBB mendukung gencatan senjata segera dan permanen antara Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, ketika kondisi buruk yang menimpa 2,3 juta penduduknya memburuk.

Sementara, Amerika Serikat, yang mendukung Israel, pekan lalu memveto usulan permintaan Dewan Keamanan untuk segera melakukan gencatan senjata.

"Cukup sudah," jawab perwakilan China untuk PBB Zhang Jun, saat ditanya wartawan mengenai pesan kepada negara-negara yang menentang gencatan senjata di Gaza.

Perwakilan Amerika Serikat dan Prancis diketahui tidak ikut serta dalam lawatan utusan ke perbatasan Gaza tersebut.

Terpisah, korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 18.205 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung itu pada Hari Senin, mengutip Anadolu.

Berbicara pada konferensi pers, juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra juga mengatakan, 49.645 orang lainnya terluka akibat konflik tersebut.

Lanjut al-Qudra, 22 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer terpaksa tidak beroperasi karena pemboman Israel.

"Setidaknya 296 petugas medis juga tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober," kata al-Qudra.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk wilayah kantong Palestina telah terusir dari rumah mereka. Sedangkan korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.