Bagikan:

JAKARTA - Staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Gaza merasa "ditinggalkan oleh komunitas internasional", setelah Amerika Serikat memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza pekan lalu, kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini Hari Senin.

"Ini melebihi kekecewaan. Mereka merasa ditinggalkan oleh komunitas internasional," kata Lazzarini kepada CNN di Arish, Mesir, seperti dikutip 12 Desember.

"Mereka masih tidak mengerti, mengapa setelah 17.000 orang terbunuh, setelah hampir seluruh penduduk mengungsi, kami masih belum bisa menyetujui gencatan senjata," ungkapnya getir.

Lebih jauh Lazzarini mengatakan, stafnya merasakan "frustrasi yang mendalam, kekecewaan yang mendalam, (dan) kemarahan" atas kegagalan PBB untuk menyetujui resolusi tersebut, menambahkan sistem di Gaza "tertatih-tatih di ambang kehancuran."

Gaza "sangat dekat" dengan "gangguan ketertiban sipil" yang tidak akan memungkinkan badan tersebut untuk beroperasi lagi, katanya, seraya mencatat bagaimana beberapa warga sipil di Gaza terpaksa menjarah gudang karena putus asa.

"Terlalu banyak orang yang belum makan selama dua, tiga hari di Jalur Gaza," ungkap Lazzarini.

"Semakin kita melihat rusaknya ketertiban sipil, semakin besar pula risiko (UNRWA) untuk tidak dapat beroperasi lagi," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, DK PBB gagal menyepakati resolusi mengenai gencatan senjata yang diinisasi oleh Uni Emirat Arab (UEA) pada Jumat pekan lalu. Rancangan resolusi tersebut menyerukan semua pihak yang bertikai untuk mematuhi hukum internasional, khususnya perlindungan bagi warga sipil, menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melaporkan kepada dewan tersebut mengenai pelaksanaan gencatan senjata.

Dalam pemungutan suara Jumat pekan lalu, rancangan resolusi itu didukung oleh 13 negara anggota Dewan Keamanan. Namun, veto Amerika Serikat sebagai anggota tetap dewan, membuat resolusi itu kandas, sedangkan Inggris, anggota tetap lainnya, memilih abstain.

Sementara itu, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 17.997, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Hari Minggu, seperti dikutip dari Anadolu.

Berbicara pada konferensi pers, juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra menambahkan, 49.229 orang lainnya terluka dalam serangan Israel di wilayah yang diblokade.