Bagikan:

JAKARTA - Seorang anggota angkatan udara Amerika Serikat yang membakar diri di luar Kedutaan Besar Israel di Washington D.C pada akhir pekan, sebagai bentuk protes terhadap perang di Gaza, telah menghembuskan nafas terakhir, kata polisi setempat.

Juru bicara Departemen Kepolisian Metropolitan Lee Lepe membenarkan kematian penerbang Amerika Serikat tersebut, melansir Reuters 27 Februari.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan kematian itu adalah "peristiwa tragis" dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memantau situasi tersebut.

Sedangkan juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan, dia tidak mengetahui adanya tindakan protes lain yang dilakukan anggota militer terhadap perang.

Sebelumnya, penerbang AS itu dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis pada Hari Minggu setelah petugas Dinas Rahasia AS memadamkan api, kata DC Fire dan EMS.

Mengenakan seragam militer, penerbang pria itu menyiarkan kejadian tersebut secara langsung melalui internet.

"Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida," kata pria tersebut sebelum menyiram dirinya dengan cairan bening dan membakar dirinya, sambil meneriakkan "Bebaskan Palestina," menurut sebuah video yang dilihat oleh Reuters.

Insiden terbaru ini terjadi di tengah protes pro-Palestina dan pro-Israel yang terus bergulir di Negeri Paman Sam, sejak konflik Hamas dengan Israel pecah pada 7 Oktober lalu, saat kelompok militan itu menyerbu kawasan selatan Israel.

Pasukan Israel kemudian melancarkan kampanye militer melawan kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza, menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir, dengan hampir 30.000 orang dipastikan tewas, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Kedutaan Besar Israel sendiri terus menjadi sasaran protes terhadap perang di Gaza. Perang di Gaza telah memicu protes pro-Palestina dan pro-Israel di Amerika Serikat. Pada Bulan Desember, seorang wanita yang memprotes perang membakar dirinya di luar Konsulat Israel di Atlanta.