Bagikan:

JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) menyampaikan rencana evakuasi penduduk sipil Palestina dari zona tempur di Kota Rafah, selatan Gaza, serta rencana operasi yang akan dilakukan, kata Kantor Perdana Menteri Israel (PMO).

Tentara "menyajikan kabinet perang dengan rencana untuk mengevakuasi penduduk dari daerah pertempuran di Jalur Gaza, dengan rencana operasional yang akan datang," demikian bunyi pengumuman, melansir The Times of Israel 26 Februari.

Selain itu, PMO mengatakan kabinet menyetujui pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza selatan "dengan cara yang akan mencegah penjarahan yang terjadi di utara Jalur Gaza dan wilayah lainnya."

Israel diketahui bertekad terus melanjutkan rencana serangan militer di Rafah, benteng terakhir Hamas di Gaza dan juga tempat lebih dari separuh penduduk wilayah tersebut yang berjumlah 2,3 juta jiwa mencari perlindungan.

Kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan akan terjadinya bencana besar, di mana Rafah merupakan pintu masuk utama bantuan. Sementara, sekutu tradisional Israel, Amerika Serikat mengingatkan tidakan yang merugikan warga sipil harus dihindari.

Dipengaruhi tekanan Washington, para pemimpin politik dan militer Israel mengatakan, operasi tersebut tidak akan dimulai sampai keselamatan warga non-kombatan terjamin.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri mengatakan, operasi militer Israel di Rafah bisa "agak tertunda" jika kesepakatan untuk gencatan senjata selama berminggu-minggu antara Israel dan Hamas tercapai, karena para mediator berupaya untuk mendapatkan garis besar jeda dalam pertempuran dan pembebasan sandera.