JAKARTA - Pendiri operator messenger seluler papan atas Korea Selatan Kakao Corp., Kim Beom-su, menyebut salah satu pendiri Microsoft Corp., sekaligus miliarder dan filantropis Bill Gates sebagai panutannya.
Tak hanya memuji, Kim pun ingin menjejaki Gates sebagai salah satu miliarder sukses yang gemar berdonasi melalui badan amal, mulai dari bidang kesehatan hingga pendidikan di dunia internasional.
Dalam konferensi online dengan karyawan, Kim yang baru-baru ini berjanji untuk menyumbangkan lebih dari setengah asetnya senilai lebih dari 10 triliun won Korea Selatan atau sekitar 9 miliar dolar Amerika Serikat berbagi gagasan tentang donasi dan masa depan perusahaan.
"Panutan saya untuk memecahkan masalah sosial adalah Bill Gates. Dia memulai sebuah perusahaan dan mendirikan yayasan. Dan itu pertama kali membuat saya menyadari, bahwa sebuah perusahaan dapat melakukan hal-hal seperti itu, jadi saya telah melakukan benchmarking padanya," tutur Kim melansir Koreatimes.
Gates, salah satu pendiri Microsoft Corp., menjalankan Bill & Melinda Gates Foundation, salah satu yayasan sosial swasta terbesar di dunia yang berfokus pada masalah global, termasuk kemiskinan dan perawatan kesehatan.
Kim mengisyaratkan bahwa dia mungkin juga mendirikan yayasan untuk menangani masalah sosial.
"The Giving Pledge yang dibuat oleh Bill & Melinda Gates Foundation menjadi budaya bagi para pebisnis IT di Amerika Serikat," tukasnya.
"Mungkin kita harus mengikuti langkah itu dan saya pikir kita juga bisa menerapkan 'kapitalisme kreatif' yang telah dibicarakan Gates," imbuh alumnus Seoul National University ini.
Tentang sumbangan yang dijanjikannya yang diperkirakan sekitar 5 triliun won, Kim mengatakan dia ingin menggunakan uang itu segera di mana dukungan dibutuhkan.
"Saya ingin menggunakan struktur yang dapat kami atur jadwal pengeluarannya. Saya lebih suka operasi tipe proyek. Jika ada masalah, saya hanya ingin mencoba sesuatu untuk menyelesaikannya," papar Kim.
BACA JUGA:
Kim mengatakan dia tertarik pada mereka yang mempersiapkan masa depan, orang-orang yang kekurangan peluang karena kesenjangan digital dan bakat dalam kecerdasan buatan (AI).
"Saya sedang berpikir untuk mendirikan kampus AI untuk menumbuhkan bakat. Saya ingin membuat sistem di mana orang dapat berpartisipasi tidak hanya secara online, tetapi juga offline," harapnya.
Kim juga menekankan pentingnya perusahaan startup, mengatakan bahwa dia berharap dia dapat melihat karyawan Kakao atau anak-anak mereka menjalankan startup di masa depan.