Meski <i>Nyolong Start</i>, Wagub Riza Patria Pastikan Helena Lim Tetap Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua
Helena Lim (Tangkapan Layar YouTube Le Moesiek Revole)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut selebgram Helena Lim tetap akan dapat vaksinasi COVID-19 dosis kedua sesuai aturan. Meskipun, Helena menjalani vaksin prioritas padahal dirinya bukan tenaga kesehatan.

Wanita sosialita ini ikut dalam vaksinasi khusus tenaga kesehatan di Puskesmas Kebon Jeruk beberapa waktu lalu. Helena terdaftar sebagai karyawan Apotek Bumi. Namun, ternyata Helena hanya sebatas kerabat dari pemilik Apotek.

"Menurut hemat saya, seharusnya diberikan vaksin yang kedua karena alasan kesehatan. Karena orang itu kalau sudah divaksin yang pertama, dia harus mendapatkan vaksin yang kedua," kata Wagub Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Februari.

Helena Lim memang diduga menyalahi aturan karena mendapat akses menyerobot vaksinasi khusus tenaga kesehatan. Namun, kata Wagub Riza, pelanggaran tersebut merupakan hal lain.

Sebab, dalam program vaksinasi nasional mengamanatkan setiap orang yang telah mendapat suntikan vaksin COVID-19 harus mendapat dua kali penyuntikan demi kekebalan imunitas.

"Terkait masalahnya adanya pelanggaran, itu lain lagi, gitu lho. Tapi nanti ini kami tanyakan juga bagaimana bijaknya dan para pihak aparat bagaimana menyikapinya, kesehatan bagaimana. Jangan sampai nanti yang bersangkutan malah terganggu kesehatannya," jelas Riza.

Kasus ini bermula saat Helena Lim memarmerkan dirinya mendapatkan vaksin. Padahal, vaksin itu diutamakan bagi tenaga kesehatan.

Banyak publik yang mempertanyakan latar belakang profesi wanita yang disebut sebagai crazy rich Pantai Indah Kapuk tersebut. Yang publik tahu, Helena adalah penyanyi yang merilis single berjudul Pasrah.

Berdasarkan penyelidikan, Riza menyebut jika Helena Lim merupakan pemilik atau keluarga pemilik apotek. Helena dan tiga keluarganya yang merupakan pemilik apotek diduga kuta menggunakan data sebagai karyawan apotek agar bisa mendapat vaksin COVID-19.

"Telah diketahui setidaknya ada potensi penyalahgunaan dari pemilik atau pimpinan apotek terkait data-data yang diberikan," tutur Riza.

Tapi untuk lebih lanjut soal dugaan manipulasi data, Riza menyebut menyerahkan semuanya kepada polisi. Nantinya, polisi yang akan mengungkap dugaan tindak pidana tersebut.