JAKARTA - Sebanyak 5 orang pembantu rumah tangga (PRT) usia di bawah umur yang menjadi korban penyiksaan majikannya di sebuah rumah dokter gigi wilayah Jatinegara, Jakarta Timur, telah berada di rumah aman setelah menjalani perawatan intensif.
"Anak-anak korban sudah di rumah aman. Kami sudah kerjasama dengan kementerian dan Lembaga-lembaga lain untuk melindungi anak-anak korban," kata Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini kepada VOI, Kamis, 15 Februari.
Sementara kasusnya masih dalam penyelidikan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Korban mengalami sejumlah luka ditubuhnya setelah melarikan diri dari rumah penyiksaan tempat mereka bekerja. Kabarnya, rumah itu merupakan milik seorang dokter.
"Anak-anak korban sudah mendapatkan perawatan kesehatan. Sudah kami rawat juga, kemarin sempat kena beling kan, sama paku kawat berduri karena dia lompat," ujarnya.
Saat ini, kelima korban mendapatkan pendampingan pemulihan trauma atas kejadian tersebut.
"Untuk anak korban sekarang dalam pendampingan pemulihan di rumah aman. Semua lima korban sudah di rumah aman," tegasnya.
BACA JUGA:
Menurut saksi mata kejadian, Vina (39) mengatakan, saat melarikan diri, 3 dari 5 orang pembantu terlihat membawa tiga tas.
"Mereka bawa tas, dua tas warna hitam dan satu tas warna pink. Ada sepatu. Mereka kerja di dalam. Dua orang (PRT) sudah keluar terlebih dulu dan terluka karena lompat dari tembok dan jatuh ke beling - beling, dia lompat kebetulan kena muka. Jadi yang satu sudah berdarah - darah dibawa ke rumah sakit, yang satu lagi cuma lecet saja, dibantu sama abang Grab. Saya tidak ketemu dengan yang dua itu," kata Vina kepada VOI.
Selanjutnya, Vina yang turut membantu mengamankan dan menyelamatkan korban sempat membawanya ke area perkantoran untuk dimintai keterangan perihal kejadian tersebut.
"Duduk mereka di depan kantor didekat lampu merah. Nangis. Yang satu dia bilang, 'saya takut bu, saya mau pulang'. Dia kerja di dalam ada 5 orang tapi dia mau pergi, dia mau kabur. Mereka bilang di sana disiksa. Bahkan dia sering dipukul dan pernah disetrika," kata Vina menirukan ucapan korban.
Vina juga sempat terkejut ketika mengetahui adanya 6 pekerja rumah tangga yang bekerja di dalam rumah berukuran kecil itu. Terlebih, dirinya tak pernah melihat aktivitas apapun di rumah pelaku itu.
"Ternyata, mereka kerja di dalam ada 6 orang tadinya. Yang satu orang sudah kabur lebih kurang 1 bulan yang lalu. Semenjak yang satu orang itu kabur, gerbang dan semuanya diperketat. Dia bilang, didalam ada majikannya 1, ada opa - opa dan peliharaan (hewan anjing). Yang lima lainnya masih di dalam," katanya.
"Yang 1 bilang kerja baru satu bulan, satu korban lagi bilang sudah 2 bulan dan satu lagi baru 3 hari. Mereka bilang dijanjikan (gaji per bulan) Rp 1,8 juta tapi sampai hari ini belum digaji," ucapnya.
Vina menjelaskan, salah satu PRT korban penyiksaan majikan diketahui berinisial A (17). Korban mengaku pernah disetrika oleh majikannya selama bekerja.
"Yang pernah disetrika itu umur 17 tahun, nama panggilannya si A. Satu lagi saya lupa namanya umur 17 tahun dan yang baru 3 hari kerja," tutupnya.