Bagikan:

PROBOLINGGO - Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin mengecek turunnya tingkat kehadiran balita ke posyandu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Penyebab menurunnya pengecekan balita di posyandu karena pandemi COVID-19.

Tingkat kehadiran balita ke posyandu di Kabupaten Probolinggo sebelum pandemi COVID-19 sebanyak 87 persen atau 75.737 balita dari 86.225 balita.Namun saat situasi pandemi tahun 2020 tercatat tingkat kehadiran ke posyandu turun menjadi 76,37 persen atau 66.085 balita.

Istri Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak itu memantau kegiatan posyandu balita di halaman rumah salah satu Kader Posyandu Anggrek, Jumiati di Dusun Gentengan, Desa Sumurdalam Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.

"Apabila balitanya tidak ke posyandu dalam bulan ini, maka harus dilakukan pemeriksaan yaitu melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badannya di rumah balita," kata Arumi kepada kader posyandu di Probolinggo dikutip Antara, Rabu, 24 Februari.

Menurutnya, dibutuhkan peran serta orang tua untuk tidak melewatkan bulan timbang dalam melayani maupun memantau perkembangan kesehatan balita, sehingga posyandu sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

"Adanya kekurangan gizi pada balita akan menyebabkan meningkatnya risiko stunting yang berdampak terganggunya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan hingga risiko meninggal," tuturnya.

Istri Wagub Jatim Emil Dardak, Arumi Bachsin di Probolinggo

Sementara itu, Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko mengatakan dampak pandemi COVID-19 dapat dirasakan oleh semua lini termasuk tingkat kehadiran masyarakat melaksanakan posyandu.

"Tingkat kehadiran ke Posyandu Balita mengalami penurunan menjadi 76,37 persen dan untuk prevalensi stunting mencapai 16,37 persen di tahun 2019 dan tahun 2020 menjadi 16,14 persen, sehingga mengalami penurunan 0,23 persen," katanya.

Untuk di Kecamatan Besuk, lanjut dia, tingkat kehadiran posyandu balita di tahun 2019 mencapai 86,64 persen dan tahun 2020 meningkat menjadi 87,01 persen.

Hal itu menandakan dalam situasi pandemi COVID-19 tidak mempengaruhi tingkat kehadiran balita untuk berposyandu, namun prevalensi stunting naik dari 20,8 persen tahun 2019 menjadi 22,19 persen tahun 2020 yang artinya prevalensi stunting mengalami peningkatan 2,11 persen.

Di Desa Sumurdalam, lanjut dia, tingkat kehadiran posyandu balita pada tahun 2019 sebesar 76,2 persen dan tahun 2020 kehadiran posyandu balita mencapai 71,4 persen.

Artinya tingkat kehadiran ke posyandu balita mengalami penurunan 4,8 persen di tahun 2020, kemudian prevalensi stunting juga mengalami kenaikan 6,17 persen dari tahun 2019 sebesar 6,25 persen menjadi 12,42 persen di tahun 2020.