Bagikan:

BENGKULU - Waroeng Sambal Bakar Bengkulu menyatakan pihaknya telah membangun drainase untuk pengolahan limbah yang laik agar tidak memicu aroma tidak sedap di saluran air sekitar kedai.

"Terakhir saya cek memang ada genangan, dua hari kemudian kita bangun drainase baru. Selanjutnya tim verifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) datang ke lokasi, dan hasilnya kami telah membenahi drainase dan membangun sumur resapan baru pada 12 Desember 2023," kata Penanggung Jawab Waroeng Sambal Bakar Bengkulu Iqbal Ilham dikonfirmasi di Bengkulu, Antara, Selasa, 30 Januari.

DLH mengarahkan manajemen untuk lebih seksama dalam mengelola limbahnya, salah satunya memisahkan sampah kering dan basah untuk dilanjutkan di pembuangan sampah yang benar.

Dengan begitu, kata dia, limbah yang mengalir ke parit di sekitar kedai tidak mencemari saluran air warga yang ditandai dengan bau tidak sedap. Pihaknya juga telah memenuhi rekomendasi DLH Kota Bengkulu.

Iqbal mengatakan pihaknya menerapkan penampungan limbah dapur dalam kantong plastik, kemudian diserahkan kepada jasa pengangkut untuk dibuang di tempat sesuai peruntukan. 

Seharusnya tidak ada aroma tidak sedap di parit sekitar kedai. 

Jika terdapat aroma tidak sedap, menurutnya bukan dari kedai tapi dari sumber lain.

Iqbal membenarkan ada limbah cair yang dikeluhkan oleh masyarakat. Namun, persoalan itu telah diatasi dengan pemasangan pipa dari pembuangan limbah dapur dan cuci piring untuk dialihkan ke tempat penampungan limbah yang berada di halaman depan.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Bengkulu Riduan mengatakan pihaknya menurunkan tim dan diketahui sistem pengelolaan limbah kedai sambal itu belum memenuhi syarat. DLH memberi saran pengelolaan limbah yang baik dan dipatuhi kedai tersebut.

"Waktu kita cek pengelolaan limbahnya telah dipatuhi sesuai arahan dan pembinaan dari DLH Kota Bengkulu, segi teknis pengelolaan limbah telah dilakukan," ujar dia.

Terkait dengan warga sekitar Waroeng Sambal Bakar yang terdampak, Riduan meminta pengelola dan warga menyerahkan sampel air untuk dilakukan tes laboratorium, air selokan dan sumur warga, sehingga diketahui penyebab pasti sumber bau tersebut.

Menurut dia, dengan pengujian sampel air tersebut dapat diketahui secara pasti sumber aroma tidak sedap dari selokan dan air sumur warga. Pengujian laboratorium, lanjut dia, dapat memilah kandungan zat yang terdapat pada air selokan dan sumur warga, apakah dari kedai sambal atau sumber pencemaran lain. 

Riduan mengatakan DLH Kota Bengkulu telah mengecek terjadi sumbatan pada selokan, sehingga limbah dari berbagai sumber mengendap dan memicu terjadinya bau tidak sedap di sekitar kedai sambal bakar.

Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum setempat agar merenovasi selokan tersebut, sehingga tidak ada sumbatan parit yang memicu genangan dan aroma tidak sedap, karena air tidak mengalir dengan lancar.

"Kita minta cek. Kami minta sampel untuk cek laboratorium sekitar satu botol air mineral. Pengujian itu berbayar sekitar Rp100 ribu-Rp200 ribu. Dari pemeriksaan air itu akan diketahui limbah itu berasal dari Warung Sambal Bakar atau dari sumber lain. Lewat uji klinis akan diketahui secara pasti dari mana sumber pencemarannya," kata dia. 

Sementara itu, salah seorang warga yang terdampak limbah di sekitar warung tersebut menjelaskan hingga saat ini masih terganggu dengan aroma dari saluran air pembuangan.

Ia berharap persoalan itu segera diatasi, terutama ada perhatian dari pemerintah setempat. Ia juga siap menyerahkan sampel air di sekitar rumahnya agar dapat diketahui sumber bau tidak sedap itu. 

"Hingga saat ini masih berdampak dan kami bersedia air di sekitar tempat tinggal warga diuji laboratorium agar persoalan segera tuntas," katanya.

Sebelumnya warga sekitar Waroeng Sambal Bakar Bengkulu mengeluhkan aroma tidak sedap yang diduga berasal dari saluran air limbah kedai tersebut.