Iran Eksekusi Empat Tahanan Politik yang Dituding Mata-mata Israel dan Berencana Ledakkan Pabrik Senjata
Ilustrasi. (Unsplash/mostafa meraji)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Iran mengeksekusi empat tahanan politik yang dituding sebagai mata-mata Iran dan berencana meledakkan pabrik senjata negara, usai bandingnya ditolak.

Hukuman mati itu dijatuhkan terhadap Mohammad Faramarzi, Mohsen Mazloum, Wafa Azarbar dan Pejman Fatehi, setelah Mahkamah Agung menolak banding yang diajukan dan menguatkan hukuman mereka, kata kantor berita Mizan, seperti dikutip dari The National News 29 Januari.

Label mata-mata diberikan usai Teheran menuduh mereka direkrut oleh Israel sebelum dilatih di Afrika. Selain itu, mereka juga dikatakan bertemu dengan Kepala Mossad David Barnea, melakukan perjalanan ke Iran melalui wilayah Kurdi di Irak.

Lebih jauh Mizan menyebutkan, mereka ditangkap karena rencana pengeboman pabrik senjata milik Kementerian Pertahanan di Isfahan.

Eksekusi tersebut terjadi beberapa hari setelah Iran mengeksekusi seorang pengunjuk rasa yang ditahan selama demonstrasi Mahsa Amini tahun 2022.

Terpisah, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa semua orang tersebut adalah tahanan hati nurani Kurdi dan ditahan atas tuduhan yang tidak jelas dan diadili secara rahasia.

"Kasus mereka, yang diwarnai oleh ambiguitas, menunjukkan kurangnya akses terhadap perwakilan hukum selama 18 bulan penahanan mereka," kata Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw, yang memantau pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Kurdi di Iran.

"Bahkan menurut standar Republik Iran, persyaratan minimum untuk peradilan yang adil tidak dipenuhi dalam kasus mereka. Proses persidangan kasus ini sepenuhnya dirahasiakan," terang organisasi itu.

Organisasi tersebut juga mengatakan, para pria tersebut diizinkan untuk bertemu keluarga mereka pada hari Minggu, untuk pertama kalinya sejak penangkapan mereka.

Kerabat mereka, termasuk anak-anak kecil, telah mengajukan permohonan grasi pada akhir pekan dan ibu mereka menulis surat kepada Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Neda Al Nashif, yang akan mengunjungi Iran bulan depan, untuk meminta pembebasan mereka.

Diketahui, Iran sering mengklaim menggagalkan serangan Israel di seluruh negeri dan sering melontarkan tuduhan spionase terhadap tahanan politik.