Bagikan:

JAKARTA - Presiden Otoritas Palestina (PA) meminta negara-negara yang menghentikan pendanaan untuk badan bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa di Gaza untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

Sebanyak sepuluh negara Barat, dengan yang terbaru Prancis, menangguhkan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), setelah muncul tuduhan beberapa anggota stafnya terlibat dalam serangan kelompok Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober.

"Posisi seperti itu, jika dipertahankan, akan menghukum jutaan rakyat kami secara tidak proporsional tanpa alasan yang jelas," kata Presiden PA Mahmoud Abbas dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, menurut WAFA, melansir CNN 29 Januari.

Presiden Abbas menuduh Israel bertindak karena permusuhan terhadap badan PBB tersebut, dengan mengatakan: "Para pejabat di Pemerintahan Israel secara terbuka menyatakan UNRWA tidak akan berperan, dan mengungkapkan motif sebenarnya di balik kampanye ini."

Terpisah, Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh juga mengatakan pada Hari Minggu, ia berharap keputusan "yang sangat berbahaya" untuk menangguhkan pendanaan akan dibatalkan.

Dia mengatakan, keputusan untuk menangguhkan bantuan "dilakukan pada saat yang paling sulit, pada saat Mahkamah Internasional (ICJ) menyerukan pasokan segera, dan meningkatkan pasokan bantuan internasional ke Gaza."

Diketahui, Prancis menjadi negara Barat terbaru yang mengatakan akan menghentikan pendanaannya untuk UNRWA. Tahun lalu, Prancis telah menyumbangkan hampir 60 juta euro untuk UNRWA.

Sebelumnya ada Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Italia, Britania Raya, Belanda, Swiss, Australia, Finlandia.

Berbeda dengan kesepuluh negara tersebut, Irlandia dan Norwegia mengatakan akan terus mendanai badan PBB tersebut.