Demi Kita Semua, Pemerintah Rela Terbitkan Surat Utang Asing Rp105,3 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menginformasikan bahwa telah berhasil menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing, yaitu dolar AS dan euro.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dari dua instrumen pembiayaan tersebut masing-masing terkumpul dana sebesar 4,2 miliar dolar AS untuk tenor 10 tahun, 1,25 miliar dolar AS untuk 30 tahun, dan 500 juta dolar AS untuk 50 tahun.

Adapun, untuk denominasi Euro sebesar 1 miliar Euro untuk tenor 12 tahun. Jika dijumlahkan, total SUN yang disebar pemerintah mencapai Rp105,3 triliun (kurs dolar Rp14.100 dan kurs Euro Rp17.142).

“Hal yang menggembirakan adalah semua seri penerbitan kali ini mencatatkan rekor dengan perolehan suku bunga terendah sepanjang sejarah,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa, 23 Februari.

Selain itu, Sri Mulyani juga memaparkan hasil penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri ORI019 yang ditawarkan sejak bulan Januari lalu cukup baik.

“Seluruh hasil penerbitan Global Bonds maupun ORI019 digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2021, termasuk untuk program penanggulangan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” tutur Menkeu.

Sebagai informasi, APBN 2021 diharapkan dapat tetap terjaga dengan target defisit anggaran sebesar 5,7 persen PDB. Defisit yang lebih kecil dari tahun 2020 merupakan sinyal kebijakan konsolidasi yang mulai dilakukan pemerintah.

Adapun, Realisasi pembiayaan anggaran sampai dengan akhir Januari 2021 mencapai Rp165,9 triliun atau 16,5 persen target APBN 2021.

“APBN bekerja keras dan kinerjanya terus dijaga dalam mendukung kelanjutan program PEN dan vaksinasi gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

“Pemerintah terus melakukan penguatan di sisi perpajakan, serta mengupayakan akselerasi belanja untuk menopang pertumbuhan. Dengan penguatan PEN dan upaya percepatan vaksinasi, kondisi ekonomi ke depan diharapkan membaik. Sinergi dan peran aktif semua pihak juga dibutuhkan agar Indonesia dapat segera pulih dari pandemi ini,” tutup Sri Mulyani.