Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perbankan milik konglomerat Chairul Tanjung PT. Bank Mega Tbk mencatatkan laba bersih Rp. 3 triliun di tahun buku 2020. Dari perolehan tersebut, perusahaan berkode saham MEGA tersebut rencananya mengalokasikan 60 persen atau Rp. 2,1 triliun sebagai dividen.

Di saat moncernya kinerja Bank Mega, perusahaan dari Grup Salim, PT. Indolife Pensiontama melakukan manuver bisnis yang tepat. Mereka membeli saham di PT. Bank Mega Tbk (MEGA) melalui lantai bursa sebelum berakhirnya tahun 2020 lalu.

Indolife Pensiontama melaporkan pembelian saham di bank milik konglomerat Chairul Tanjung tersebut ke PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia untuk transaksi 30 Desember 2020 oleh pemegang saham di atas 5 persen. 

Indolife berhasil mengempit 422.807.744 lembar saham MEGA setelah transaksi. Alhasil Indolife kini menjadi pemegang saham terbesar kedua dalam induk konglomerasi keuangan CT Corp itu.

Saat ini pemegang saham MEGA menjadi PT. Mega Corpora (58,01 persen), Indolife (6,08 persen), sedangkan selebihnya dipegang oleh publik. Aksi Indolife bakal berimbas positif, di mana Bank Mega mencatatkan kinerja yang kinclong di tahun 2020.

Jika mengacu pada jumlah kepemilikan saham Indolife, maka perusahaan tersebut berhak atas dividen senilai Rp. 142,8 miliar. Tentu ini menjadi cipratan yang cukup besar bagi Indolife di tengah terganggunya perekonomian akibat pandemi COVID-19.

Sebagai informasi, harga saham Bank Mega ditutup melemah pada perdagangan hari ini Senin 22 Februari, ditutup melemah 4,98 persen ke level Rp. 10.500 per lembar saham. Nilai transaksinya mencapai Rp. 2,23 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp. 73,12 triliun.

Indolife sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun. Indolife memulai bisnisnya pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP 585/KM.13/1991. Sebagai anggota kelompok usaha Salim Group yang berpusat di Jakarta.

Mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Indolife tak hanya masuk ke saham Bank Mega. Mereka juga memiliki satu bank lagi yakni PT. Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan perusahaan pengelola klub sepak bola Bali United, yakni PT. Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA). 

Lainnya yakni PT. Jembo Cable Company Tbk (JECC), PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), dan produsen NS Battery yakni PT. Nipress Tbk (NIPS). Data BEI menunjukkan saham NIPS tengah dalam peringatan bursa untuk dihapus paksa alias delisting, sementara satu perusahaan milik Indolife yang sudah delisting yakni PT. Kasogi Internasional Tbk (GDWU).