Perusahaan Grup Salim Beli Saham di Bank Milik Chairul Tanjung, Biar Kecipratan <i>Cuan</i>?
Konglomerat Chairul Tanjung. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan dari Grup Salim, PT Indolife Pensiontama melakukan manuver bisnis dengan membeli saham di PT Bank Mega Tbk (MEGA) melalui lantai bursa sebelum berakhirnya tahun 2020 lalu.

Indolife Pensiontama melaporkan pembelian saham di bank milik konglomerat Chairul Tanjung tersebut ke PT Kustodian Sentral Efek Indonesia untuk transaksi 30 Desember 2020 oleh pemegang saham di atas 5 persen. 

Indolife berhasil mengempit 422.807.744 lembar saham MEGA setelah transaksi. Alhasil Indolife kini menjadi pemegang saham terbesar kedua dalam induk konglomerasi keuangan CT Corp itu.

Saat ini pemegang saham MEGA menjadi PT Mega Corpora (58,01 persen), Indolife (6,08 persen), sedangkan selebihnya dipegang oleh publik. Aksi Indolife bakal berimbas positif, di mana Bank Mega mencatatkan kinerja yang kinclong di tahun 2020.

Bank Mega baru saja melaporkan lonjakan laba bersih selama 2020 lalu. Perseroan berhasil meraup laba bersih hingga Rp3 triliun pada tahun lalu alias naik 50,2 persen secara year on year (yoy).

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam paparan publik, Rabu 17 Februari, mengatakan, pertumbuhan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan komisi. Bank Mega mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 9 persen menjadi Rp3,9 triliun, dan pendapatan komisi atau fee based income tumbuh 26 persen menjadi Rp2,9 triliun.

"Kami menargetkan mendapat laba bersih Rp3,5 triliun pada akhir tahun nanti," kata Kostaman.

Padahal, hingga November 2020 lalu, laba rata-rata industri perbankan nasional justru minus 31 persen.

Bank Mega juga mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp48,48 triliun, terkontraksi 8,54 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp53,01 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega tercatat tumbuh 8,79 persen menjadi Rp79,18 triliun dari sebelumnya Rp72,79 triliun.

Adapun, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Mega sepanjang 2020 secara gross turun menjadi 1,39 persen dari tahun lalu yang mencapaii 2,46 persen.

Sementara itu, dari sisi permodalan, CAR perseroan masih cukup tebal, yakni 31,04 persen dengan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) di level 60,04 persen.

Hal ini membuat total aset MEGA naik menjadi Rp112,20 triliun dari sebelumnya Rp100,80 triliun. Nilai tersebut terdiri dari liabilitas sebesar Rp94,99 triliun dan ekuitas sebesar Rp18,20 triliun. Pertumbuhan aset Bank Mega pun melampaui industri yang hanya di posisi 7 persen pada 2020.

Kostaman juga memastikan pembagian dividen dalam jumlah yang cukup siginfikan akan dilakukan perseroan pada tahun ini. Dengan begitu, Indolife tentu akan turut 'kecipratan' untung dari capaian Bank Mega ini

"Dengan posisi ini, maka di RUPS tahunan nanti manajemen akan mengusulkan pembagian dividen yang sangat signifikan. Sangat signifikan," katanya.

Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Rabu 17 Februari, harga saham MEGA berhasil naik 3,39 persen dari hari sebelumnya ke level Rp9.900 per lembar saham.