JAKARTA - Konglomerat Chairul Tanjung akan semakin mempererat hubungannya dengan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Hal itu seiring dengan masuknya perusahaan e-commerce tersebut sebagai investor strategis PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Chairul Tanjung mengatakan, grup CT lewat PT Trans Retail akan membentuk perusahaan patungan bersama Bukalapak yang bergerak di bidang bisnis e-commerce. Item yang dijual nantinya khusus untuk sayuran dan makanan segar atau fresh and grocery.
"Trans Retail sedang dalam proses untuk membentuk perusahaan patungan e-commerce khusus untuk fresh and grocery," uja pria yang akrab disapa CT ini, Selasa 11 Januari.
Lebih lanjut CT mengatakan, Trans Retail nantinya akan memiliki saham 55 persen pada perusahaan patungan tersebut. Sementara Bukalapak akan mengempit 45 persen.
Namun, CT masih belum membeberkan secara detail mengenai bisnis yang dibangun bersama perusahaan e-commerce tersebut.
"Ditunggu saja ya," ujarnya.
Hubungan erat CT dengan Bukalapak berawal dari masuknya perusahaan e-commerce tersebut menjadi investor strategis Allo Bank lewat rights issue yang sedang dalam proses saat ini.
Bank ini akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 10,04 miliar atau 46,24 persem dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp478 per lembar.
BACA JUGA:
Chairul Tanjung lewat Mega Corpora yang menguasai 90 persen saham BBHI saat ini hanya berkomitmen mengeksekusi 30 persen dari haknya dalam rights issue tersebut. Selebihnya telah dialihkan ke sejumlah investor termasuk Bukalapak dan Salim Group.
Berdasarkan prospektus rights issue, CT telah meneken perjanjian pengalihan haknya kepada bukalapak pada 24 Desember 2021 sebanyak 2.497.816.903 HMETD.
Setelah rights issue rampung maka kepemilikan Bukalapak di BBHI akan mencapai 11,49 persen dengan asumsi pemegang saham dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan hak dari pemegang saham utama melaksanakan haknya untuk membeli saham baru.
Selain dengan Bukalapak, CT juga telah melakukan penandatangan pengalihan hak dalam right issue kepada sejumlah investor lain seperti Grup Salim melalui PT Indolife Investama Perkasa, Abadi Investments Pte Ltd, H Holdings Inc, dan Trusty Cars Pte Ltd.