Bank Milik Konglomerat Chairul Tanjung Ini Bakal Luncurkan Aplikasi Allo di Maret 2022, Targetkan 10 Juta Pengguna dari Seluruh Kalangan
Konglomerat Chairul Tanjung. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank milik konglomerat Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) akan meluncurkan aplikasi Allo pada Maret 2022. Ini dilakukan demi menjalankan operasionalnya sebagai bank digital.

Chairul Tanjung menyebut, aplikasi ini masih dalam tahap ujicoba kepada karyawan CT Group. Pria yang akrab disapa CT ini mengatakan, ekosistem CT Group yang luas dan ditambah dengan ekosistem dari investor strategis Allo Bank yang lain akan menjadi kekuatan bank ini dalam menjalankan bisnisnya sebagai bank digital.

Dengan ekosistem yang luas itu, Allo Bank menargetkan bisa memiliki 10 juta pelanggan pada tahun pertama sejak aplikasi tersebut diluncurkan.

"Target market kami bukan hanya milenial tetapi tetapi semua segmen. Target kami, satu minggu pertama setelah peluncuran bisa mencapai 1 juta pengguna dan satu tahun pertama 10 juta costumer. Membidik costumer tidak dilakukan secara paksaan tetapi dengan insentif seperti berbelanja di Transmart dapat diskon," jelas Chairul Tanjung, Selasa 11 Januari.

Saat ini, Allo Bank masih mempersiapkan aplikasi ini agar saat ketika diluncurkan nanti sudah benar-benar siap. Saat ini aplikasi sudah diujicobakan kepada 43.000 pengguna dari internal perusahaan dan akhir bulan akan ditambah menjadi 200.000.

Menurut Chairul Tanjung, kekuatan sebuah bank digital ditentukan beberapa faktor. Pertama, kekuatan teknologi dan platform.

Untuk menciptakan teknologi dan aplikasi yang andal, tim development CT Corp bekerja sama dengan bank digital terbesar di dunia yang sudah berkiprah selama 8 tahun dengan 200 juta costumer.

Bank digital dunia itu membantu CT Corpora dalam proses pengembangan sistem teknologi Allo Bank baik dari sisi software dan hardware. Hanya saja, CT tidak bersedia menyebut nama bank digital tersebut.

"Kerja sama kami sudah 2 tahun. Memang kami terganggu dengan adanya pandemi karena membatasi moving antara tim kami ke negara asal bank ini dan begitu sebaliknya. Itu yang membuat kami butuh waktu lebih panjang dari perencanaan sebelumnya," jelas CT.

Kedua, ekosistem. CT bilang, CT Corpora sebetulnya sudah punya ekosistem yang cukup luas. Perusahaan punya jaringan ritel seperti Transmart, food and beverage, media, dan lain-lain. Namun, di era digital, kolaborasi merupakan kunci kesuksesan karena sekuat apapun ekosistem sebuah perusahaan tetap mereka membutuhkan ekosistem lainnya.

Itu sebabnya, CT Corp mengundang investor lain masuk ke Allo Bank. Menurutnya, jika ekosistem offline CT Group dan Salim Group digabung maka dapat dipastikan Allo Bank menjadi bank dengan ekosistem paling besar di Indonesia.

Potensi bisnis dari ekosistem fisik dinilai masih belum cukup membawa Allo Bank menjadi bank besar. Itu sebabnya, CT juga mengundang partner yang punya ekosistem digital seperti Bukalapak, Traveloka dan Grab.

"Kehadiran ekosistem digital ini membuat ekosistem Allo Bank lengkap. Kalau hanya ekosistem fisik tentu ada kelemahannya, begitu juga dengan ekosistem digital sehingga ketika digabungkan akan menjadi kekuatan besar kami." jelas CT.