Pacu Sektor Teknologi, Konglomerat Anthony Salim Akrab dengan Beberapa Taipan seperti Eddy Kusnadi Sariaatmadja hingga Chairul Tanjung
Konglomerat Anthony Salim. (Foto: Dok. Nikkei)

Bagikan:

JAKARTA - Perkembangan teknologi digital yang semakin masif membuat sejumlah konglomerat Indonesia semakin rajin berkolaborasi. Salah satu konglomerat yang terbilang cukup aktif menjalin kolaborasi dengan konglomerat lain di sektor digital adalah adalah Anthony Salim.

Sejak tahun lalu bos Indofood ini terbilang cukup akrab dengan Grup Emtek milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Salah satu kedekatan antara Grup Emtek dan Grup Salim ditandai dalam sebuah kolaborasi pengembangan bisnis.

Tahun lalu, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan Grup Salim bekerjasama di sektor teknologi. Dalam hal ini, Emtek dan Salim berkolaborasi melalui masing-masing entitas usaha terafiliasi. Emtek dalam hal ini diwakilkan Grab dan Salim melalui Indomaret.

Sekadar catatan, Emtek memiliki saham di Grab Teknologi Indonesia sebesar 5,88 persen. Sementara itu, Grup Salim merupakan induk dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang terafiliasi dengan PT Indomarco Prismatama, pemegang merek ritel modern Indomaret.

Di sektor ritel, Anthony Salim secara individu menguasai 25,3 persen saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang merupakan induk usaha jaringan minimarket Indomaret. Per 31 Desember 2020, tercatat ada lebih dari 18.000 gerai Indomaret di seluruh Indonesia.

Kolaborasi antara Grab dan Indomaret berupa penggunaan aplikasi GrabMart yang bisa digunakan untuk berbelanja dan menemukan lokasi Indomaret terdekat untuk langsung melakukan pemesanan.

Sebelum ada kolaborasi antara Grab dan Indomaret, Grup Salim dan Emtek bahkan telah berikrar untuk bersama-sama menjajaki potensi kerja sama ekosistem digital, pada medio Agustus lalu. Peluang kemitraan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi dan pertumbuhan bagi kedua grup.

"Infrastruktur teknologi yang secara komprehensif dimiliki oleh Anthony Salim Group akan mendukung platform teknologi unggulan yang dimiliki Emtek," ujar Presiden Direktur Emtek Group Alvin Sariaatmadja pada Agustus 2021 lalu.

Grup Emtek dan Grup Salim menjalin kerja sama di bidang ekosistem digital. Tak berhenti dengan menggandeng Grup Emtek saja, baru-baru ini bahkan Grup Salim juga ikut serta dalam aksi korporasi CT Grup milik Chairul Tanjung.

Dalam hal ini, Grup Salim, bersama dengan Grab dan Bukalapak bergabung menjadi pemegang saham baru pasca-rights issue PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Adapun, Grup Salim diwakili oleh anak usahanya PT Indolife Investama dalam rights issue bank digital milik Chairul Tanjung tersebut. Setelah rights issue terselenggara, BBHI tetap dikendalikan oleh crazy rich Chairul Tanjung melalui Mega Corpora sebesar 60,87 persen.

Terkait masuknya Grup Salim di bank digital milik CT, Presiden and CEO Grup Salim Anthony Salim mengungkapkan hal tersebut merupakan kesempatan yang baik bagi perseroan. Kolaborasi itu memungkinkan Grup Salim melebarkan sayap bisnisnya.

"Kami menyambut baik kesempatan untuk menjadi mitra strategis utama Allo dalam membangun ekosistem yang menyediakan layanan kredit sesuai kebutuhan dan berkelanjutan bagi sesama masyarakat Indonesia," katanya.

Sebelum ikut serta dalam rights issue Allo Bank, Grup Salim memiliki saham sebesar 6,07 persen PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Dan ternyata, manuver Grup Salim ternyata tidak berhenti di situ.

Mengutip bisnis.com, data KSEI untuk transaksi 6 Oktober 2021 menunjukkan telah terjadi perubahan persentase kepemilikan saham Indolife di Bank Mega. Awalnya, kepemilikan Indolife tercatat masih sebanyak 422,80 juta lembar atau setara 6,07 persen pada Selasa 5 Januari 2021.

KSEI melaporkan Indolife menambah 25,85 juta lembar saham Bank Mega. Dengan demikian, posisi terkini Grup Salim di MEGA sebanyak 448,66 juta lembar atau setara dengan 6,44 persen pada Rabu 6 Oktober 2021.