JAKARTA - Kolaborasi besar-besaran dari Grup CT milik konglomerat Chairul Tanjung dan Grup Salim milik taipan Anthony Salim dalam aksi korporasi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) secara tak langsung memberikan peluang baru bagi bisnis ritel modern kedua konglomerasi tersebut.
Sebagaimana diketahui, baru-baru ini Grup Salim tercatat ikut serta dalam aksi korporasi CT Grup milik Chairul Tanjung. Dalam hal ini, Grup Salim, bersama dengan Grab dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bergabung menjadi pemegang saham baru Allo Bank Indonesia pasca-rights issue korporasi itu.
Bagi Grup CT, kolaborasi yang terjalan baru baru ini melalui Allo Bank (BBHI) dengan Bukalapak diperkirakan juga akan mendorong Transmart dan Carefour. Sebelumnya Chairul Tanjung sempat menyebut aksi korporasi Allo Bank dengan Bukalapak membuka kolaborasi di sektor dagang elektronik (dagang-el/e-commerce).
Menurutnya, perusahaan Trans Retail Indonesia akan bekerjasama dengan BUKA untuk membentuk perusahaan patungan e-commerce, khususnya produk fresh dan grocery.
"Sekarang sedang dalam proses. Kami akan membentuk perusahaan patungan e-commerce khusus untuk fresh dan grocery, antara Trans Retail dengan Bukalapak. Porsinya 55 persen CT Corp dan 45 persen Bukalapak," ujar Chairul Tanjung di Jakarta pada Selasa, 11 Januari lalu.
Meski demikian, Chairul menyebutkan Trans Retail tidak akan diakuisisi oleh Bukalapak, melainkan keduanya akan terjalin dalam bentuk kolaborasi. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah kolaborasi tersebut nantinya akan memunculkan entitas baru.
Sebagai informasi, Trans Retail merupakan entitas baru dari aksi akuisisi PT Trans Ritel terhadap 100 persen saham PT Carrefour Indonesia pada 2013 lalu. Dari aksi korporasi itu nama perusahaan pun berubah menjadi PT Trans Retail Indonesia.
Dikutip dari laman resminya, saat ini Trans Retail memiliki sejumlah merek ritel modern yakni Transmart, Carrefour dan Groserindo. Trans Retail sejauh ini telah memiliki 134 gerai ritel modern yang tersebar di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:
Di sisi lain, perusahaan ritel milik Grup Salim pun bakal mendapat berkah dengan kolaborasinya bersama CT Grup yang diawali lewat aksi korporasi di BBHI. Chairul Tanjung sempat mengatakan, dengan lini bisnis Grup Salim yang tersebar di berbagai lini usaha, salah satunya ritel modern, akan menjadikan kongsi keduanya memiliki ekosistem terbesar di Indonesia.
Sekadar catatan, Grup Salim merupakan induk dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang terafiliasi dengan PT Indomarco Prismatama, pemegang merek ritel modern Indomaret. Selain itu, Grup Salim juga memiliki lini bisnis di ritel modern kelas hypermarket yakni Superindo dan pusat grosir Indo Grosir.
Di sektor ritel, Anthony Salim secara individu menguasai 25,3 persen saham DNET yang merupakan induk usaha jaringan minimarket Indomaret. Per 31 Desember 2020, tercatat ada lebih dari 18.000 gerai Indomaret di seluruh Indonesia.