JAKARTA - Perusahaan perbankan milik konglomerat Chairul Tanjung, PT Bank Mega Tbk membidik pertumbuhan kredit 6 persen pada tahun 2021 ini. Itu berarti, bank berkode saham MEGA ini menargetkan penyaluran kredit Rp51 triliun pada akhir tahun nanti.
"Pada tahun ini, laba Bank Mega masih akan terus tumbuh, didorong dari pertumbuhan kredit dan pendapatan komisi yang akan kami dorong tahun ini," ujar Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib, dalam paparan publik secara virtual, Rabu 17 Februari.
Sebagai informasi, pada tahun lalu, kredit bank milik orang terkaya nomor 9 di Indonesia ini minus 6 persen menjadi Rp48,5 triliun. Rinciannya, segmen kredit korporasi masih menjadi penyumbang terbesar pada pertumbuhan kredit Bank Mega dengan porsi 55 persen dengan nilai mencapai Rp26,20 triliun.
Kemudian diikuti porsi kredit joint finance sebesar 24 persen menjadi Rp11,42 triliun, dan porsi kartu kredit 13 persen sebesar Rp6,38 triliun, serta kredit ritel dan komersial 7 persen senilai Rp3,5 triliun.
BACA JUGA:
Di tahun lalu di mana pandemi COVID-19 melanda, laba bersih Bank Mega justru melonjak 50 persen menjadi Rp3,01 triliun pada akhir tahun 2020. Di tahun sebelumnya, Bank Mega 'hanya' meraup laba bersih Rp2,0 triliun.
Kostaman mengatakan, pertumbuhan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan komisi. Bank Mega mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 9 persen menjadi Rp3,9 triliun, dan pendapatan komisi atau fee based income tumbuh 26 persen menjadi Rp2,9 triliun.
"Kami menargetkan mendapat laba bersih Rp3,5 triliun pada akhir tahun nanti," kata Kostaman.