Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan, Israel berada di balik serangan di Lebanon selatan yang menewaskan Wissam al-Tawil, seorang komandan pasukan elite Radwan Hizbullah.

"Mengenai serangan di Lebanon selatan, ya, kami memang bertanggung jawab atas pembunuhan komandan Pasukan Quds," kata Katz kepadanChannel 14, yang mengoreksi dia karena menyebut Pasukan Quds dan bukan pasukan Radwan, melansir The Times of Israel 9 Januari.

"Ini adalah bagian dari perang," kata Menlu Katz yang menggantikan Eli Cohen beberapa hari lalu.

Sejauh ini, belum ada pejabat Israel yang mengumumkan Israel Defense Forces berada di balik pembunuhan tersebut, meskipun hal itu diketahui secara luas sebagai kasusnya.

Sebelumnya, Kelompok Hizbullah pada Hari Senin mengatakan Israel telah membunuh salah satu komandan tertinggi mereka, al-Tawil, dalam serangan udara di Lebanon selatan, dikutip dari Al Jazeera.

Itu pertama kalinya komandan senior Hizbullah tewas dalam tiga bulan bentrokan lintas batas dengan pasukan Israel. Al-Tawil (58) yang juga dikenal sebagai "Jawad", adalah wakil kepala unit pasukan elit Radwan. Ia adalah anggota Hizbullah berpangkat tertinggi yang terbunuh sejak perang Israel-Hamas dimulai.

Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon melaporkan bahwa serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak Israel sekitar pukul 10:15 di jalan menuju al-Dabshah di Kota Khirbet Selm, Distrik Bint Jbeil, mengakibatkan dua orang tewas.

Hizbullah mengatakan dia bergabung dengan kelompok tersebut pada tahun 1989, sebelum kemudian ikut dalam beberapa operasi "kualitatif" melawan pasukan Israel selama pendudukan di Lebanon selatan sebelum tahun 2000, menderita luka serius dalam serangan pada tahun 1999.

Menurut Hizbullah, al-Tawil juga merupakan bagian dari operasi yang menangkap dua tentara Israel pada tahun 2006. Israel membalas dengan melancarkan serangan skala penuh terhadap Hizbullah yang kemudian dikenal sebagai Perang Lebanon Kedua di Israel dan Perang Juli di Lebanon.

Al-Tawil juga berperang di Suriah, di mana kelompok Lebanon berperang bersama pasukan pemerintah melawan oposisi negara tersebut.

Sejak 7 Oktober, kata Hizbullah, dia telah memimpin beberapa serangan terhadap posisi tentara Israel di seberang perbatasan Lebanon, "untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza dan perlawanan mereka yang terhormat dan berani".

Hingga saat ini, Hizbullah telah kehilangan lebih dari 130 anggotanya akibat serangan Israel di Lebanon selatan.

Diketahui, Israel biasanya lebih memilih untuk mempertahankan kebijakan ambiguitas mengenai dugaan operasinya di luar negeri.

Menteri Luar Negeri yang baru menyatakan bahwa Israel belum mengambil tanggung jawab publik atas serangan pekan lalu yang menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri di Beirut.