1.722 Warga Jakarta Timur Masih Mengungsi, 5 Orang Meninggal Termasuk Lansia yang Terkunci di Rumah
Banjir di depan RSAL Mintoharjo akibat luapan Kali Krukut, Sabtu, 21 Februari. (Livia Kristianti/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Banjir yang terjadi akibat hujan yang terjadi secara terus menerus pada Jumat, 19 Februari lalu hingga Sabtu, 20 Februari lalu membuat 1.722 warga Jakarta Timur mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pun telah menyiapkan 10 tempat pengungsian.

"Jumlah pengungsi 1.772 dari 514 KK. Semuanya dari wilayah Jakarta Timur dan ada 10 lokasi pengungsian yang juga disiapkan di wilayah Jakarta Timur," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 21 Februari.

Selain itu, dia melaporkan sejumlah wilayah di Jakarta juga sudah mulai surut dan di Jakarta Pusat, seluruh tempat yang banjir telah surut pada Sabtu, 20 Februari malam pukul 21.30 WIB.

"Secara keseluruhan ada 49 RT yang masih terdampak dari total 30.470 RT yang ada di Jakarta, atau sejumlah 0,161 persen. Jumlah pengungsi sebanyak 1.722 jiwa dari 514 KK, semuanya dari wilayah Jakarta Timur. Dan masih ada 10 lokasi pengungsian yang juga disiapkan di wilayah Jakarta Timur," ungkapnya.

Akibat banjir yang melanda DKI Jakarta, Sabdo juga melaporkan terdapat lima orang meninggal dunia. Seorang di antaranya adalah warga lanjut lansia (lansia) berjenis kelamin laki-laki karena terkunci di dalam rumah.

"Korban merupakan lansia 67 tahun berjenis kelamin laki-laki yang terkunci di dalam rumah, di Jatipadang, Jakarta Selatan," ungkapnya.

Sementara empat di antaranya adalah tiga anak laki-laki yang terseret arus banjir saat sedang bermain di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. "Dan seorang anak perempuan berusia tujuh tahun yang tenggelam di Jakarta Barat," jelasnya.

Lebih lanjut, BPBD juga telah mendistribusikan makanan dan perlengkapan untuk proses pembersihan banjir pagi ini. Hal ini dilakukan sesuai dengan instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Saat ini, jajaran Pemprov DKI Jakarta masih terus berkolaborasi dengan unsur TNI/Polri, kelurahan setempat, relawan, hingga masyarakat telah bersiaga menyiapkan seluruh potensi yang dimiliki untuk penanganan banjir dan genangan, dengan tetap mengutamakan keselamatan jiwa. 

Kolaborasi lintas dinas dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air, Disgulkarmat, Dinas Lingkungan Hidup, hingga PPSU kelurahan agar penanganan genangan dan banjir dapat surut dalam waktu cepat, serta tidak ada korban jiwa. Selain itu, koordinasi ini juga memantau secara intensif perkembangan cuaca untuk merespon dengan cepat apa pun kondisinya, serta menggalang kekuatan dari berbagai sumber daya.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Jika terjadi keadaan darurat dapat menghubungi Call Center 112. Serta melaporkan jika menemukan genangan/banjir melalui aplikasi JAKI dan peta bencana, dan masyarakat diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M," tutur Sabdo.