JAKARTA - Kasus mafia tanah dengan korban eks Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal akhirnya mulai terungkap. Sebab, sejauh ini polisi telah menetapkan 15 orang tersangka berdasarkan tiga laporan polisi (LP).
"Dari pengungkapan tiga laporan polisi ini, ada 15 tersangka yang bisa ditangkap. masing-masing LP ada 5 tersangka," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada wartawan, Jumat, 19 Februari.
Dari belasan tersangka itu, mereka memiliki peran yang berbeda. Salah satu di antara mereka ada yang berperan sebagai aktor intelektual dalam perkara mafia tanah. Tapi lagi-lagi tak disampaikan secara gamblang perihal tersebut.
"Dalam melakukan aksinya, kelompok mafia tanah ini berbagi peran. ada yang bertindak selaku aktor intelektual, ada yang bertindak selaku pihak yang menyiapkan sarana dan prasarana," ucapnya
Bahkan, kata Fadil, ada juga pihak yang berperan sebagai staf Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam perkara ini. Kemudian, ada figur yang mengaku sebagai pemilik tanah dan bangunan.
"Kelompok mafia tanah ini berbagi peran. ada yang bertindak selaku aktor intelektual, ada yang bertindak selaku pihak yang menyiapkan sarana dan prasarana, ada yang bertindak selaku figur dalam pengertian yang mengaku sebagai pemilik atas tanah dan bangunan," kata dia.
BACA JUGA:
"Yang keempat adalah ada yang berperan sebagai staff PPAT (pejabat pembuat akta tanah) dan ada yang bertindak sebagai figur pemilik sertifikat tanah," sambungnya.
Fadil pun sedikit merinci perihal identitas tersangka. Sebab, satu dari belasan tersangka itu bernama Fredy Kusnadi. Dia merupakan pihak yang kerap disebut Dino Patti Djalal sebagai dalang di balik kasus mafia tanah tersebut.
Fredy ditangkap di kediamannya pada Jumat, 19 Februari. Penangkapan itu dilakukan setelah penyidik menemukan alat bukti yang cukup.
"Khusus terkait dengan saudara FK tadi pagi, tim penyidik telah melakukan penangkapan di Kemayoran karena telah ditemukan 2 alat bukti keterlibatan yang bersangkutan dalam kelompok mafia tanah tersebut," kata dia.
Tapi, diduga Fredy bukanlah dalang di balik perkara mafia tanah tersebut. Munculnya dugaan itu berdasarkan pengakuan Fredy ketika saat diamankan di kediamannya.
Pernyataan soal dalang perkara mafia tanah terekam dalam rekaman video. Semua bermula ketika polisi berupaya membujuk Fredy untuk ikut ke Polda Metro Jaya. Sebab, dia sempat menolak permintaan dari polisi.
"Abang ikut baik-baik supaya enak, nanti di kantor," kata tim penyidik yang menangkap Fredy Kusnadi dalam video yang beredar, dilihat VOI, Jumat, 19 Februari.
"Nanti biar semua sama abangku (yang urus) biar satu pintu aja gitu," kata Fredy Kusnadi menjawab.
Kemudian ditimpati polisi. "Abang lo siapa?" tanya penyidik. Dan dijawab Fredy Kusnadi. "Maksud gw pengacara," katanya.
Penyidik pun memberikan arahan. "Iya nanti di kantor punya kesempatan untuk menghubungi pengacara," kata penyidik.
Namun Fredy Kusnadi tetap ngotot ingin menghubungi pengacaranya. Penyidik pun meyakinkan nanti akan dihubungi dari kantor polisi.
Mengetahui upayanya tidak berhasil, Fredy Kusnadi kemudian mengatakan bahwa dirinya bukan dalang di balik kasus ini. Melainkan orang lain.
"Jadi gini, orang yang melakukan ini, bahasanya dalang lah, udah tahu orangnya, Lilin Marlina," kata Fredy Kusnadi.
Mendengar itu, penyidik mengatakan bahwa orang yang dimaksud sudah berada di kantor polisi. "Kebetulan Lilin Marlina sudah di kantor. Dia disana posisi ngelimpahin semua ke elu, makanya lu harus ke kantor kasih tahu si Lilin bukan elu yang ngelakuin," kata penyidik.
Mengetahui hal ini, Fredy Kusnadi akhirnya mau ikut ke kantor polisi. "Gue ganti baju dulu," kata Fredy Kusnadi.
Adapun, kasus ini bemula ketika Dino Patti Djalal menyampaikan telah menjadi korban pencurian sertifikat rumah di akun Twitter miliknya @dinopattidjalal, Selasa, 9 Februari.
“Agar publik waspada: satu lagi rumah keluarga saya dijarah komplotan pencuri sertifikat rumah. Tahu-tahu sertifikat rumah milik ibu saya telah beralih nama di BPN padahal tidak ada AJB, tidak ada transaksi bahkan tidak ada pertemuan apa pun dengan ibu saya,” kata Dino Patti Djalal.
Dalam thread/utasnya, Dino Patti Djalal menyebut komplotan ini punya modus mengincar target lalu membuat KTP palsu.
"Berkolusi dengan broker hitam dan notaris bodong dan pasang figur-figur mirip foto di KTP yang dibayar untuk berperan sebagai pemilik KTP palsu,” sambung Dino Patti Djalal.
Komplotan ini disebut Dino sudah terencana menargetkan rumah milik ibunya. Kejadian ini menurut dia harus membuat polisi bergerak cepat.