Presiden Nigeria Serukan Penyelidikan Menyeluruh Usai Drone Militer yang Menargetkan Pemberontak Tewaskan 85 Orang
Ilustrasi militer Nigeria. (Wikimedia Commons/Petty Officer 2nd Class Cameron Edy)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Nigeria Bola Tinubu pada Selasa menyerukan penyelidikan menyeluruh terhadap serangan pesawat tak berawak militer yang menurut badan darurat negara di Negara Bagian Kaduna menewaskan sedikitnya 85 orang pada akhir pekan.

Gubernur negara bagian tersebut yang juga saksi mengatakan, puluhan warga sipil tewas menyusul serangan pesawat tak berawak militer yang menargetkan pemberontak dan bandit pada Minggu malam.

Badan Manajemen Darurat Negara Bagian Kaduna mengatakan pada Hari Selasa, setidaknya 85 orang tewas dalam serangan itu, memberikan konfirmasi resmi pertama mengenai jumlah korban dalam insiden akhir pekan itu.

"Kantor Zona Barat Laut telah menerima rincian dari pemerintah setempat, sejauh ini 85 mayat telah dikuburkan sementara pencarian masih berlangsung," kata badan tersebut, melansir Reuters 5 Desember.

Sementara itu, Presiden Tinubu yang tengah menghadiri KTT Perubahan Iklim Cop28 di Dubai, mengatakan "kecelakaan pemboman" di sebuah desa di Tundun Biri, "sangat disayangkan, meresahkan, dan menyakitkan," kata juru bicaranya Ajuri Ngelale dalam sebuah pernyataan.

"Presiden menyerukan penyelidikan menyeluruh dan total atas insiden tersebut, menyerukan ketenangan sementara pihak berwenang menyelidiki kecelakaan tersebut dengan cermat," terang Ngelale.

Sementara itu, Angkatan Darat Nigeria belum memberikan komentar mengenai insiden tersebut, sedangkan Angkatan Udara membantah terlibat dalam misi yang menyebabkan serangan Hari Minggu itu.

Diketahui, militer Nigeria, yang didukung oleh Amerika Serikat, Inggris dan sekutu non-Barat lainnya dalam perang panjang melawan pemberontak di timur laut, juga telah melancarkan serangan udara mematikan selama bertahun-tahun di wilayah lain di negara itu.

Kaduna sendiri berjarak 163 km (101 mil) dari ibu kota Abuja. Di luar zona perang di timur laut, angkatan darat dan udara telah diminta untuk mengatasi ancaman yang semakin meningkat di wilayah barat laut dan tengah Nigeria, termasuk di negara bagian Kaduna, yang ditimbulkan oleh kelompok kriminal bersenjata yang menembaki desa-desa dengan peluru dan melakukan penculikan massal.