Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel memastikan upaya untuk melenyapkan kelompok militan Hamas dan tidak terulangnya serangan terhadap wilayah negaranya terus berlangsung, meski proses pembebasan sandera dan tahanan dalam kesepakatan gencatan senjata di sisi lain tetap berjalan.

Itu disampaikannya kepada pers di sela-sela puncak rapat kabinet untuk menyetujui anggaran masa perang yang sangat kontroversial.

"Mengenai para sandera, kami melanjutkan rencana yang telah disepakati, dan kami juga melanjutkan tujuan utama yang telah kami nyatakan, untuk menjamin pembebasan para sandera, untuk melenyapkan Hamas dan untuk memastikan ancaman ini tidak akan terulang kembali Gaza," jelas PM Netanyahu, melansir The Times of Israel 28 November.

Kendati demikian, PM Netanyahu tidak mengomentari pengumuman Qatar, Amerika Serikat dan Hamas, terkait dengan persetujuan untuk memperpanjang gencatan senjata.

Diberitakan sebelumnya, kelompok militan Hamas dan Israel mencapai kesepatan untuk memperpanjang gencatan senjata kedua belah pihak, saat pembebasan sandera dan tahanan di kedua belah pihak kembali dilanjutnya.

Kemarin, kelompok militan Hamas membebaskan 11 sandera, dengan imbalan pembebasan 33 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Dalam cuitannya di X juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan, baik Hamas maupun Israel menyepakati untuk memperpanjang gencatan senjata untuk dua hari kedepan.

"Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza," kata al-Ansari.

Pihak Hamas mengatakan telah menyetujui perpanjangan dua hari. Sementara, belum ada komentar langsung dari Israel, namun seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah tercapai.

Sejak kesepakatan mulai dilaksanakan pada Hari Jumat, Hamas telah membebaskan 69 sandera. Sedangkan dengan pembebasan yang segera dilakukan, nantinya jumlah tahanan yang dilepaskan akan menjadi 150 orang.