Israel dan Hamas Setujui Adanya Pertukaran Tahanan
Orang berkumpul di Lapangan Sandera untuk berbaris menuju Kantor Perdana Menteri di Yerusalem dari Tel Aviv, Israel guna menggelar demonstrasi menuntut pertukaran tahanan pada 14 November 2023. (Nir Keidar - Anadolu Agency)

Bagikan:

ISTAMBUL - Pemerintah Israel dan kelompok pertahanan Palestina Hamas menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan pada Rabu, 29 November pagi.

Setelah sekitar enam jam berdebat, sebuah kesepakatan yang diumumkan oleh Kabinet Israel mengatakan bahwa 50 sandera yang terdiri dari anak-anak, ibu dan wanita lanjut usia yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan dengan imbalan gencatan senjata yang berlangsung selama empat hari, demikian menurut Otoritas Penyiaran Israel seperti dikutip dari Anodalu.

Jeda pertempuran akan menambah satu hari tambahan untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan oleh Hamas. Selama rapat Kabinet, para menteri diberitahu bahwa kelompok tawanan pertama akan dibebaskan pada Kamis.

Pemerintah Israel mengatakan ini adalah rencana tahap pertama, yaitu memulangkan para tawanan ke rumah mereka. Perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan tercapai: mengembalikan semua sandera Israel dan melenyapkan Hamas.

Meski Otoritas Penyiaran Israel tidak menyebutkan jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalannya. Dikutip dari Saluran Ibrani 12 (saluran televisi gratis Israel) mengatakan sebelumnya bahwa sebagai bagian dari perjanjian tersebut, 150 tahanan Palestina akan dibebaskan dan 300 truk pasokan kemanusiaan termasuk bahan bakar akan masuk setiap hari.

Hamas mengumumkan tercapainya kesepakatan penyaluran bantuan kemanusiaan selama empat hari dengan Israel setelah “negosiasi yang sulit dan rumit selama berhari-hari yang panjang…dengan upaya Qatar dan Mesir.”

“Sesuai kesepakatan, akan ada gencatan senjata oleh kedua belah pihak, penghentian seluruh aksi militer tentara pendudukan di seluruh wilayah Jalur Gaza dan penghentian pergerakan kendaraan militer yang memasuki Jalur Gaza," kata pernyataan itu.

Ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, bantuan medis, dan bahan bakar akan diizinkan masuk ke seluruh wilayah Jalur Gaza, tanpa kecuali, di utara dan selatan, menurut Hamas.

Perjanjian tersebut mencakup “pembebasan 50 perempuan dan anak-anak tahanan pendudukan yang berusia di bawah 19 tahun dengan imbalan pembebasan 150 perempuan dan anak-anak rakyat kami dari penjara pendudukan yang berusia di bawah 19 tahun, semuanya sesuai dengan umurnya. ”

Deeskalasi tersebut juga mencakup "penghentian lalu lintas udara di selatan Jalur Gaza selama empat hari dan penghentian lalu lintas udara di utara selama 6 jam sehari dari pukul 10 pagi hingga 4 sore."

Hamas menekankan bahwa “selama masa gencatan senjata, penjajah berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza” selain “menjamin kebebasan pergerakan orang dari utara ke selatan di sepanjang Jalan Salah al-Din.”

“Meski kami mengumumkan tercapainya kesepakatan deeskalasi, kami menegaskan bahwa tangan kami akan tetap menjadi pemicu dan kami berjanji kepada rakyat kami bahwa kami akan tetap setia pada darah mereka, pengorbanan mereka dan aspirasi mereka untuk pembebasan, kebebasan dan pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” tambah Hamas.