Desak Israel Cabut Pembatasan di Gaza, Militan Palestina: Tahanan Ditukar Tahanan
Ilustrasi Hamas di Jalur Gaza, Palestina. (Wikimedia Commons/Hoheit/¿!)

Bagikan:

JAKARTA - Faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza pada Hari Selasa memperingatkan Israel, terhadap penundaan pencabutan pembatasan yang diberlakukan di daerah yang dikuasai Hamas, serta menolak proposal pertukaran tahanan.

Peringatan itu dikeluarkan setelah pertemuan para pemimpin berbagai faksi di Jalur Gaza, untuk membahas perkembangan terakhir seputar gencatan senjata yang dicapai bulan lalu antara Israel dan Hamas yang mengakhiri perang Gaza 11 hari.

"Kami tidak akan menerima tekanan pada orang-orang kami atau upaya apa pun untuk menghubungkan file satu sama lain," kata faksi-faksi itu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada permintaan Israel agar Hamas menyerahkan dua warga sipil Israel dan mayat dua tentara IDF lainnya yang tertahan di wilayah Palestina, seperti mengutip The Jerusalem Post, Rabu 23 Juni. 

Mediator PBB dan Mesir dilaporkan mengatakan kepada Hamas, masalah pembangunan kembali Jalur Gaza harus dikaitkan dengan perjanjian pertukaran tahanan dengan Israel.

"Tahanan (Israel) ditukar dengan tahanan (Palestina)," tegas faksi dalam pernyataan mereka, menekankan bahwa mereka menolak setiap upaya untuk menghubungkan upaya rekonstruksi dengan pertukaran tahanan.

"Orang-orang kami siap untuk menantang dan memaksakan lebih banyak persamaan. Orang-orang hebat kami tidak akan pernah diam dan musuh akan melihat bahwa kami siap untuk semua pilihan, dan kami akan melawannya dengan segala cara yang populer dan lainnya," tambah faksi-faksi tersebut.

Hamas, dalam pernyataan terpisah, mengatakan setelah pertemuan yang diadakan di kantor pemimpinnya, Yahya Sinwar, juga memperingatkan Israel agar tidak berlarut-larut terkait pelonggaran pembatasan yang diberlakukan di Jalur Gaza.

"Musuh tidak akan berhasil dalam kebijakan pemerasan dan pemukulan tangan, dan kami tidak akan menerima tekanan pada orang-orang kami atau upaya untuk menghubungkannya," tegas Hamas.

Hamas juga mengecam masyarakat internasional, termasuk PBB, karena diduga mengidentifikasikan diri dengan posisi Israel terhadap Jalur Gaza.

"PBB adalah organisasi politik dan kemanusiaan global yang bertanggung jawab untuk mencapai perdamaian dan membantu masyarakat, terutama mereka yang berada di bawah pendudukan. Tidak berkolusi dan mendukung pendudukan terhadap orang-orang tak berdaya yang menjadi sasaran berbagai jenis pemerasan dan pengepungan," kritik Hamas.

Hamas juga meminta Sekjen PBB untuk memaksa Israel mematuhi hukum internasional dan mendukung Palestina.