Bagikan:

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta otoritas China untuk memberikan rincian mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan laporan pneumonia pada anak-anak, yang oleh kantor WHO di Tiongkok pada Hari Kamis disebut sebagai pemeriksaan “rutin”.

Otoritas Tiongkok dari Komisi Kesehatan Nasional mengadakan konferensi pers pada 13 November untuk melaporkan peningkatan kejadian penyakit pernapasan.

Pihak berwenang mengaitkan peningkatan ini dengan pencabutan pembatasan COVID-19 dan peredaran patogen yang diketahui seperti influenza, mycoplasma pneumoniae, infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak, virus pernapasan syncytial (RSV) dan virus penyebab COVID-19.

Pada Hari Rabu, WHO mengatakan kelompok-kelompok termasuk Program Pemantauan Penyakit Berkembang (ProMED) melaporkan kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di Tiongkok utara.

WHO mengatakan, belum jelas apakah hal ini terkait dengan peningkatan infeksi pernafasan secara keseluruhan yang sebelumnya dilaporkan oleh otoritas China atau kejadian terpisah, melansir Reuters 23 November.

WHO menyatakan telah meminta informasi epidemiologi dan klinis tambahan serta hasil laboratorium dari wabah yang dilaporkan pada anak-anak, melalui mekanisme Peraturan Kesehatan Internasional.

Berdasarkan aturan tersebut, Tiongkok seharusnya merespons WHO dalam waktu 24 jam.

Selain itu, badan kesehatan PBB tersebut juga telah meminta informasi lebih lanjut kepada Tiongkok mengenai tren sirkulasi patogen yang diketahui dan beban pada sistem layanan kesehatan.

WHO mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan yang ada di Tiongkok.

Sedangkan kantor WHO di Tiongkok mengatakan, pihaknya "rutin" meminta informasi mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan laporan kelompok pneumonia pada anak-anak dari negara-negara anggota, seperti Tiongkok.

Meningkatnya penyakit pernapasan terjadi ketika Tiongkok bersiap menghadapi musim dingin penuh pertama, sejak negara itu mencabut pembatasan ketat COVID-19 pada Bulan Desember.

Diketahui, banyak negara lain mengalami peningkatan penyakit pernapasan serupa setelah pelonggaran kebijakan pandemi.

"Ini hanyalah lonjakan musiman yang relatif besar, mungkin sebagian karena kebetulan dan sebagian lagi karena ada sedikit 'hutang kekebalan’ dari lonjakan yang lebih kecil di musim dingin dalam tiga tahun terakhir," kata Ben Cowling, ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong.

WHO merekomendasikan agar masyarakat di Tiongkok mengikuti langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit pernafasan, seperti vaksinasi, menjaga jarak dari orang yang sakit, tinggal di rumah ketika sakit, menjalani tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan, memakai masker jika diperlukan, memastikan ventilasi yang baik serta mencuci tangan secara teratur.