Bagikan:

JAKARTA – Aksi tawuran di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat bukan kali ini saja terjadi. Bentrokan di Kawasan padat penduduk itu memang sering terjadi sejak beberapa tahun lalu. Bahkan tak sedikit jatuh korban jiwa dan kerugian materil akibat dari bentrokan tersebut.

Kali ini, Polsek Johar nampak serius melakukan penanganan terhadap aksi tawuran. Dengan merekam wajah para pelaku tawuran melalui CCTV, mendatangi rumah dan mencarinya hingga ke sekolah untuk diamankan.

Hasilnya, sebanyak 19 orang yang masih di bawah umur berstatus pelajar berhasil diamankan. Mereka yang terlibat dalam aksi tawuran diamankan di Polsek Johar Baru meski pada akhirnya dibebaskan setelah diberi sanksi mencuci kaki ibunya masing-masing di kantor polisi. Serta membuat surat pernyataan.

Tak berhenti di situ, hingga kini kepolisian masih melakukan pencarian terhadap 25 orang yang terlibat dalam aksi tawuran.

"Yang belum tertangkap kurang lebih 25 orang lagi, dari berbagai macam sekolah, dan ada juga dari kalangan dewasa," ujar Kanit Reskrim Polsek Johar Baru, AKP Rosyid saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 14 November.

Pencarian 25 orang pelaku tawuran tersebut diantaranya merupakan pelaku utama tawuran. Hasil identifikasi polisi, pelaku utama tawuran di Johar Baru merupakan pria dewasa.

"Masih ada pelaku yang diburu. Termasuk pelaku utama belum kita amankan," ucapnya.

Menurut polisi, pelaku utama tawuran bukan warga yang tinggal di kawasan Johar Baru. Namun dia hanya nongkrong di kawasan Kampung Rawa hampir setiap hari lantaran pengangguran.

"Tinggalnya pun sudah tidak di Johar Baru. Namun hari-harinya masih main di Johar Baru," tambahnya.

Sementara untuk pencegahan terjadinya tawuran susulan, polisi mengimbau masyarakat yang anti dengan aksi tawuran dapat berperan aktif untuk memberikan informasi sedini mungkin melalui grup WhatsApp dan merekam apapun yang mulai mencurigakan di wilayah mereka.

"Saya harap masyarakat sesegera mungkin apabila ada anak-anak berkumpul, untuk segera memberikan informasi secepatnya baik melalui handphone grup WA. Saya minta masyarakat memberikan foto dan video," katanya.

AKP Rosyid menambahkan, rekaman foto dan video menjadi petunjuk yang signifikan dalam pengungkapan berbagai kasus kejahatan dan alat bukti kuat.

"Karena itu bukti petunjuk kita yang paling efektif untuk cepat mengambil para pelaku tawuran ini. Berdasarkan petunjuk tadi (rekaman foto dan video)," ucapnya.

Belasan orang tua dari 19 pelaku tawuran yang ditangkap, mendatangi Mapolsek Johar Baru untuk menjenguk anak mereka, Senin sore, 13 November, sore.

Para orang tua pelaku sedih ketika melihat putra mereka diamankan polisi karena terlibat tawuran. Mereka, para orang tua pelaku, datang ke Polsek Johar Baru setelah mendapatkan informasi dari pihak Kepolisian.

Rani, salah satu orang tua pelaku tawuran mengatakan, dirinya terkejut ketika anaknya diamankan polisi.

"Dia biasanya main game di handphone saja, tidak pernah tawuran," kata Rani kepada VOI di Polsek Johar Baru, Senin, 13 November.

Rani berharap pihak Kepolisian dapat membebaskan anaknya. Setelah dilakukan pengarahan kepada para orang tua pelaku, 19 remaja yang diamankan hanya dilakukan pendataan dan pembinaan.

Mereka hanya diminta kesepakatan melalui surat pernyataan, agar tidak mengulangi perbuatan tawuran. Kemudian, para anak di bawah umur itu menjalani sanksi mencuci kaki para orang tua mereka.

Waka Polsek Johar Baru, AKP Sarjana mengatakan, pihak Kepolisian mengambil langkah pembinaan karena para pelaku masih status bersekolah.

"Aksi cuci kaki kita pakai sebagai adat ketimuran, biar pelaku insaf, sadar, di situ ada orangtuanya yang melahirkan dan membesarkan dia sehingga dia akan berbakti kepada orangtuanya," kata AKP Sarjana.

Selanjutnya para pelaku dikembalikan kepada orang tua mereka agar dapat melanjutkan sekolah. Sementara Polsek Johar Baru masih memburu aktor utama pelaku tawuran lainnya yang masih buron.