JAKARTA - Jumlah anak-anak yang tewas dalam perang Hamas-Israel di Jalur Gaza, Palestina tiga pekan terakhir, lebih banyak dari jumlah korban tewas anak-anak dalam konflik global di seluruh dunia dalam tiga tahun terakhir, menurut Save The Children.
Merujuk otoritas kesehatan Palestina, LSM tersebut menyebut 3.324 anak telah tewas di Gaza, sejak serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, sementara 36 anak lainnya meninggal di Tepi Barat, seperti dikutip dari Al Jazeera 30 Oktober.
"Jumlahnya sangat mengerikan dan dengan kekerasan yang tidak hanya terus berlanjut namun juga meluas di Gaza saat ini, semakin banyak anak-anak yang masih berada dalam risiko besar," kata Jason Lee, direktur Save the Children untuk wilayah pendudukan Palestina, seperti melansir CNN.
Save The Children menurut laporan tahunan Sekjen PBB mengenai anak-anak dan konflik bersenjata, sebanyak 2.985 anak terbunuh di 24 negara pada tahun 2022, 2.515 terbunuh pada tahun 2021 dan 2.674 pada tahun 2020. Pada tahun 2019, PBB melaporkan 4.019 anak terbunuh dalam konflik di seluruh dunia.
Terkait dengan kondisi yang terjadi, Save The Children menyuarakan seruan gencatan senjata segara dilangsungkan di Gaza.
"Gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan mereka. Komunitas internasional harus mendahulukan masyarakat dibandingkan politik. Setiap hari yang dihabiskan untuk berdebat menyebabkan anak-anak terbunuh dan terluka. Anak-anak harus dilindungi setiap saat, terutama ketika mereka mencari keselamatan di sekolah dan rumah sakit," seru organisasi itu.
BACA JUGA:
Diketahui, Israel membombardir dan melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza, usai 1.400 warganya tewas akibat serangan Hamas.
Hingga Hari Minggu, jumlah korban tewas di Gaza meningkat jadi 7.960 jiwa menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, mengutip data dari sumber-sumber di daerah kantong yang dikuasai Hamas, sejak kelompok itu melancarkan serangan ke selatan Israel dan menewaskan sekitar 1.400 warganya.
Laporan kementerian menyebutkan, 73 persen dari jumlah mereka yang tewas berasal dari populasi rentan, termasuk anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Selain itu, jumlah korban tewas termasuk 116 tenaga medis.