Bagikan:

JAKARTA - Pihak otoritas Israel mengonfirmasi penangkapan juru bicara kelompok militan Hamas Hassan Yousef dalam penggerebekan di Tepi Barat pada Hari Kamis kemarin.

"Yousef ditangkap karena dicurigai bertindak atas nama Hamas," kata Badan Keamanan Israel Shin Bet kepada CNN pada Hari Jumat, seperti dikutip 20 Oktober.

Yousef adalah tokoh politik Palestina terkemuka, menjabat sebagai juru bicara resmi Hamas di Tepi Barat dan memegang kursi di Dewan Legislatif Palestina.

Yousef telah beberapa kali ditangkap oleh pasukan Israel. Total ia telah menghabiskan masa hukuman selama 24 tahun di penjara Israel dengan berbagai tuduhan, mulai dari penghasutan, memasuki Yerusalem tanpa izin hingga karena menjadi anggota Hamas.

Yousef sendiri sering tampil di media internasional. Pekan ini, dalam wawancara dengan media Kanada The Globe and Mail ia mengatakan, dirinya berpikir Hamas siap untuk membebaskan sekitar 200 sandera yang mereka tahan, jika Israel menyetujui gencatan senjata selama 24 jam untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza.

Sebelumnya, CNN melaporkan Yousef diyakini termasuk di antara lebih dari 60 anggota Hamas yang ditahan Israel dalam penggerebekan di Tepi Barat.

"Pasukan pendudukan menangkap pemimpin Hamas Sheikh Hassan Yousef dari rumahnya di Beitunia, sebagai bagian dari kampanye penangkapan skala besar di Tepi Barat yang diduduki," bunyi pernyataan Palestinian Prisoners Club.

Sejauh ini, sebanyak 850 warga Palestina telah ditahan di Tepi Barat sejak serangan brutal Hamas di Israel pada 7 Oktober, menurut Palestinian Prisoners Club.

Mereka yang ditahan termasuk anggota parlemen, tokoh terkemuka, jurnalis dan mantan tahanan yang telah menjalani masa hukuman yang lama di penjara-penjara Israel.

Terpisah, Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina mengatakan kepada CNN, "ada operasi besar-besaran Israel untuk menangkap warga Palestina.”

"Setiap malam, mereka melakukan lebih banyak penangkapan. Jumlah tahanan Palestina yang sekarang berada di penjara-penjara Israel mencapai 6.300 orang," ungkap Barghouti.

"Mereka tidak dituntut, tidak dibawa ke pengadilan. Mereka tidak menjalani proses hukum dan itulah yang mereka sebut sebagai penahanan administratif, termasuk tidak kurang dari 200 anak-anak yang kini berada di penjara-penjara Israel," tandasnya.