Perusahaan Garmen India Putus Hubungan Bisnis dengan Israel Usai Ledakan di Rumah Sakit Gaza
Ilustrasi polisi Israel. (Wikimedia Commons/Israel Police)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan garmen India yang memasok seragam untuk polisi Israel, memutuskan hubungan bisnis dengan negara tersebut sebagai protes usai ledakan yang terjadi di rumah sakit gaza dan menewaskan ratusan orang.

Maryan Apparel Private Limited yang berkantor Kannur, Negara Bagian Kerala telah menjalin bisnis dengan kepolisian Israel sejak tahun 2015. Mereka membuat 100.000 seragam, terdiri dari kemeja dan celana panjang, setiap tahun.

Keputusan tersebut diambil pada Hari Rabu, sehari setelah Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi di pusat Kota Gaza, yang menampung ribuan orang yang terpaksa mengungsi oleh Israel, diguncang ledakan pada Selasa malam.

Hal ini mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan kembali hubungannya dengan kepolisian Israel, karena perusahaan "tidak mendukung serangan terhadap warga sipil".

"Serangan terhadap rumah sakit benar-benar mengganggu kami. Anak-anak, perempuan, masyarakat umum sedang sekarat," jelas direktur perusahaan Thomas Olickal kepada The National News seperti dikutip 20 Oktober.

"Mereka melarang makanan, listrik dan perawatan di rumah sakit. Tidak ada yang bisa menerima hal ini. Tidak masalah pertempuran tentara kedua belah pihak, tetapi, tapi membunuh rakyat jelata tidak bisa diterima. Ini adalah keputusan moral," lanjutnya.

Kendati demikian, pihak perusahaan dikatakannya akan memenuhi komitmen berdasarkan perjanjian bisnis sebelumnya. Namun, pesanan baru tidak akan diterima "sampai ada perdamaian".

"Kami akan memberi tahu mereka," tambah Olickal.

Lebih jauh dikatakan Olickal, perusahaannya telah menerima pesanan tambahan sebanyak 50.000 potong sergam setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober lalu.

"Mereka memberi tahu kami bahwa mereka memerlukan pasokan tambahan sebanyak 50.000 potong. Namun, melihat situasi saat ini, mereka membunuh orang-orang tak berdosa di Gaza, kami memutuskan untuk tidak membuat seragam," ujar pengusaha berusia 65 tahun itu.

Diketahui, kantor pusat perusahaan berada di Mumbai. Sementara, unit pembuatan seragam telah berfungsi di Kannur sejak tahun 2008.

Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam pembuatan seragam dari kain tahan api untuk pekerja di kilang minyak serta rumah sakit.

Selain polisi Israel, perusahaan ini juga membuat seragam untuk Garda Nasional dan Dinas Pemadam Kebakaran Kuwait, Angkatan Udara Qatar, Aramco Arab Saudi dan Filipina.

"Kami membuat sekitar 250.000 potong seragam setiap bulannya. Sementara Israel memesan sekitar 100.000 potong setiap tahunnya. Jumlahnya hanya 2 hingga 3 persen dari total bisnis. Itu tidak akan mempengaruhi kami," pungkas Olickal.

Hingga 19 Oktober, jumlah korban tewas di pihak Israel sekitar 1.400 orang dan 4.500 lainnya luka-luka menurut IDF. Sedangkan Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 3.785 orang tewas dan 12.000 luka luka. Itu termasuk lebih dari 1.500 anak-anak, 1.000 wanita dan 120 lansia

Terkait