Pertemuan dengan Pemimpin Arab di Yordania Batal Setelah Serangan Terhadap RS Gaza, Bagaimana Kunjungan Presiden Biden?
Presiden Joe Biden menurut tangga pesawat kepresiden Air Force One. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Ledakan rumah sakit di wilayah Gaza, Palestina yang menewaskan ratusan orang, membuat pertemuan pemimpin negara Arab dengan Presiden Joe Biden dibatalkan, saat pemimpin Amerika Serikat itu mengunjungi Timur Tengah.

Presiden Biden dijadwalkan terbang ke Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menunjukkan dukungan AS setelah serangan terhadap desa-desa dan pangkalan militer Israel oleh kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza.

Setelah pertemuannya di Israel, Presiden Biden berencana melakukan perjalanan ke Yordania untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin negara Arab. Namun, perhentian itu dibatalkan setelah serangan terhadap rumah sakit di Gaza.

Palestina dan Israel saling menyalahkan atas ledakan yang terjadi di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi, di mana ratusan orang dikabarkan tewas. Pada jam-jam pertama setelah ledakan, seorang kepala pertahanan sipil Gaza mengatakan 300 orang tewas, sementara sumber kementerian kesehatan menyebutkan angkanya 500 orang.

"Saya marah dan sangat sedih dengan ledakan di rumah sakit Al Ahli Arab di Gaza, dan banyaknya korban jiwa yang diakibatkannya. Segera setelah mendengar berita ini, saya berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania dan Perdana Menteri Netanyahu dari Israel dan telah mengarahkan tim keamanan nasional saya untuk terus mengumpulkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini," ujar Presiden Biden, melansir Reuters 18 Oktober.

Presiden Biden meninggalkan Washington pada Hari Selasa untuk menjalankan misi diplomatik yang kompleks, menunjukkan dukungan kepada sekutunya, menenangkan kawasan dan mendukung upaya kemanusiaan di Gaza.

Semula, usai bertemu PM Netanyahu di Tel Aviv hari ini, ia diperkirakan akan terbang ke Amman untuk bertemu dengan Raja Yordania Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Kegagalan untuk bertemu dengan Presiden Abbas atau pejabat Palestina lainnya, saat bertemu dengan orang Israel di wilayah mereka, dapat merusak pesan diplomatik Presiden Biden dan menuai kritik dari dalam dan luar negeri. Di sisi lain, AS sangat bergantung pada Mesir untuk membantu upaya kemanusiaan.

"Peristiwa yang suram namun mengerikan ini membuat diplomasi menjadi lebih sulit dan meningkatkan risiko eskalasi," kata Richard Gowan, direktur International Crisis Group PBB.

"Kunjungan (Presiden) Biden dimaksudkan untuk menggarisbawahi bahwa AS mampu mengendalikan situasi. Insiden tragis seperti ini menunjukkan betapa sulitnya mengendalikan perang," lanjutnya.

Terpisah, anggota DPR AS sekaligus satu-satunya warga AS keturunan Palestina di Kongres mengkritik upaya yang telah dilakukan Presiden Biden sejauh ini untuk meredakan situasi di Timur Tengah.

"Inilah yang terjadi jika Anda menolak untuk memfasilitasi gencatan senjata dan membantu meredakan ketegangan. Pendekatan Anda yang hanya bersifat perang dan kehancuran telah membuka mata saya dan banyak orang Amerika keturunan Palestina dan Muslim Amerika menyukai saya," ujar Tlaib yang juga rekan separtai Presiden Biden.