Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dijadwalkan melakukan kunjungan ke kawasan Timur Tengah bulan depan, dengan sejumlah agenda pertemuan menantinya di Israel, Palestina dan Arab Saudi, tiga negara yang akan didatanginya.

Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, Presiden Biden akan menjalani kunjungan ke Timur-Tengah pada 13-16 Juli mendatang, untuk memperkuat komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan dan kemakmuran Israel.

Selain itu, Presiden Biden juga direncanakan menghadiri KTT Dewan Kerjasama Negara-Negara Teluk plus Mesir, Irak, dan Yordania (dikenal sebagai GCC+3).

"Dia juga akan bertemu dengan rekan-rekan dari seluruh kawasan, untuk memajukan kepentingan keamanan, ekonomi dan diplomatik AS," ujar Jean-Pierre dalam pernyataannya, mengutip situs resmi Gedung Putih 14 Juni.

Dikatakan Jean-Pierre, Presiden Biden akan memulai kunjungannya di Israel, di mana ia akan menemu para pemimpin negara itu untuk membahas keamanan, kemakmuran, dan integrasi Israel yang meningkat ke kawasan yang lebih luas.

"Presiden juga akan mengunjungi Tepi Barat untuk berkonsultasi dengan Otoritas Palestina, untuk menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk solusi dua negara, dengan ukuran keamanan, kebebasan, dan kesempatan yang sama bagi rakyat Palestina," sebut Jean-Pierre.

karine jean-pierre
Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre. (Wikimedia Commons/The White House)

Berikutnya, Presiden Biden akan melakukan perjalanan ke Jeddah, Arab Saudi, yang merupakan Ketua GCC saat ini sekaligus tuan rumah pertemuan sembilan pemimpin dari seluruh wilayah ini, atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.

"Presiden Biden mengapresiasi kepemimpinan dan undangan Raja Salman. Dia menantikan kunjungan penting ini ke Arab Saudi, yang telah menjadi mitra strategis Amerika Serikat selama hampir delapan dekade," ungkapnya.

Selama di Arab Saudi, Presiden akan membahas berbagai isu bilateral, regional, dan global. Ini termasuk dukungan untuk gencatan senjata yang dimediasi PBB di Yaman, yang telah menyebabkan periode paling damai di sana sejak perang dimulai tujuh tahun lalu.

"Presiden juga akan membahas cara untuk memperluas kerja sama ekonomi dan keamanan regional, termasuk inisiatif infrastruktur dan iklim yang baru dan menjanjikan, serta mencegah ancaman dari Iran, memajukan hak asasi manusia, dan memastikan energi global dan ketahanan pangan. Presiden berharap dapat menguraikan visi afirmatifnya untuk keterlibatan AS di kawasan selama beberapa bulan dan tahun mendatang," papar Jean-Pierre.

Sementara mengutip SPA, Presiden Biden akan mengunjungi Arab Saudi pada 15-16 Juli, untuk meningkatkan hubungan bersejarah bilateral dan kemitraan strategis antara Kerajaan Arab Saudi dan Amerika Serikat, dan mencerminkan keinginan bersama untuk mengembangkan kemitraan di segala bidang.

Selain menemui Raja Salman dan Putra Makhkota Pangeran Mohammed bin Salma bin Abdulaziz, untuk membahas bidang kerja sama bilateral serta upaya bersama untuk mengatasi tantangan regional dan global.

Presiden Biden juga akan menghadiri pertemuan puncak bersama para pemimpin Dewan Kerjasama Teluk, serta Raja Yordania, Presiden Mesir hingga Perdana Menteri Irak.

Diketahui, kunjungan ke kawasan Timur Tengah ini merupakan puncak dari berbulan-bulan diplomasi dan mengikuti pertemuan Presiden dengan para pemimpin ASEAN di Gedung Putih, perjalanannya ke Republik Korea dan Jepang, Quad Summit, tuan rumah KTT Amerika minggu lalu di Los Angeles, dan kunjungannya minggu depan ke Eropa untuk KTT G7 dan NATO.