Bagikan:

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak adanya akses untuk mengirimkan bantuan dan pasokan medis ke Gaza, memperingatkan risiko terjadinya krisis kemanusiaan jangka panjang di wilayah Palestina yang dibombardir Israel tersebut.

Dr. Richard Brennan, direktur darurat regional kantor regional WHO di Mediterania Timur, mengatakan badan tersebut bertemu dengan "pengambil keputusan" pada Hari Selasa, untuk membuka akses ke Gaza sesegera mungkin.

"Kami mempunyai bantuan di selatan Rafah dan sedang menunggu izin untuk masuk ke Gaza," katanya, mengacu pada penyeberangan Rafah dengan Mesir, yang merupakan jalur vital sebelum pertempuran, rute utama untuk pasokan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, melansir Reuters 17 Oktober.

WHO mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pasokan bantuan yang siap dikirim selama tiga hari, namun tim mereka di lapangan belum mendapatkan akses.

"Bahkan jika Anda berpikir kegilaan dan kengerian ini sudah berhenti dan kita memikirkan pemulihan, ini akan menjadi upaya kemanusiaan jangka panjang," jelas Dr. Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza.

Berbicara dari Kairo, ia mengatakan 2.800 orang telah tewas dan 11.000 lainnya terluka di Gaza sejak serangan udara Israel dimulai. Sekitar setengah dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Israel diketahui bersumpah untuk memusnahkan gerakan Hamas yang menguasai Gaza, setelah para pejuang kelompok militan tersebut menyerbu Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.300 orang, sebagian besar warga sipil, menjadi hari paling mematikan dalam sejarah mereka.

Israel sendiri membalas serangan tersebut dengan membombardir Jalur Gaza, melakukan serangan udara. Itu membuat sekitar setengah dari 2,3 juta warga Gaza meninggalkan rumah mereka.

Tak hanya itu, Israel juga telah memberlakukan blokade total terhadap wilayah kantong tersebut, memblokir makanan, bahan bakar dan pasokan medis, yang dengan cepat habis.

Brennan mengatakan, WHO secara konsisten mengimbau "agar semua pihak yang terlibat konflik menghormati dan mematuhi hukum humaniter internasional, serta hukum hak asasi manusia internasional."

Terdapat 115 serangan terhadap fasilitas kesehatan dan sebagian besar rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, sehingga air dan listrik, serta pasokan medis, langka, kata para pejabat.

Badan kesehatan PBB tersebut mengatakan, wabah penyakit adalah sebuah risiko dan kekhawatiran semakin meningkat mengenai 350.000 orang di Gaza yang mengidap penyakit kronis seperti diabetes, yang juga berjuang untuk mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan.