JAKARTA - Laporan intelijen Amerika Serikat yang tidak dirahasiakan pada Hari Kamis memperkirakan, jumlah korban tewas akibat ledakan rumah sakit di Gaza berada di kisaran 100-300 orang, meski dikatakan penilaian tersebut dapat berubah.
Ledakan yang menghancurkan terjadi di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi pada Selasa malam, dengan para pejabat Palestina mengatakan sekitar 471 orang tewas akibat peristiwa tersebut.
"Kami memperkirakan jumlah kematian mungkin berada pada kisaran terendah dari spektrum 100 hingga 300. Kami masih menilai kemungkinan jumlah korban dan penilaian kami mungkin akan berubah, namun jumlah kematian ini masih mencerminkan hilangnya nyawa dalam jumlah yang sangat besar," kata laporan tersebut, melansir Reuters 20 Oktober.
Lebih lanjut, laporan itu juga menilai Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza diketahui menyalahkan Israel atas peristiwa tersebut.
"Kami menilai Israel tidak bertanggung jawab," kata laporan itu.
Israel sebelumnya mengatakan mereka tidak bertanggungjawab, menuding itu akibat kesalahan roket milik kelompok militan Jihad Islam.
"IDF tidak menyerang rumah sakit di Gaza. Rumah sakit tersebut terkena dampak dari kegagalan roket yang diluncurkan oleh organisasi teroris Jihad Islam," kata juru bicara militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari.
Kelompok militan Jihad Islam membantah ada roket yang terlibat dalam ledakan rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak melakukan aktivitas apa pun di atau sekitar Kota Gaza pada saat itu.
Daoud Shehab, juru bicara Jihad Islam, membantah kelompoknya bertanggung jawab.
BACA JUGA:
"Ini adalah kebohongan dan rekayasa, sepenuhnya tidak benar. Pendudukan berusaha menutupi kejahatan mengerikan dan pembantaian yang mereka lakukan terhadap warga sipil," katanya.
Laporan tersebut mengatakan "hanya kerusakan struktural ringan di rumah sakit" yang teramati dan "tidak ada kerusakan yang terlihat pada bangunan utama rumah sakit dan tidak ada kawah akibat benturan."
"Penilaian kami didasarkan pada pelaporan yang tersedia, termasuk intelijen, aktivitas rudal, dan video serta gambar sumber terbuka mengenai insiden tersebut," bunyi laporan intelijen AS.