YOGYAKARTA – Pasca berakhirnya genjatan senjata, serangan Israel terus dilakukan ke Jalur Gaza Palestina, khususnya di wilayah selatan. Bahkan serangan tersebut dinilai lebih sering dilakukan di Gaza selatan. Lalu apa alasan Gaza selatan jadi target agresi Israel?
Gaza Selatan Jadi Target Agresi Israel
Seperti diketahui, Pemerintah Israel dan pejuang Hamas sempat melakukan gencatan senjata selama tujuh hari. Gencatan senjata Israel dan Hamas sendiri berkahir pada hari Jumat, 1 Desember 2023. Setelah berakhir, tak ada perpanjangan gencatan senjata yang dilakukan. Sebaliknya, tentara Israel terus menyerang Galur Gaza.
Serangan Israel sempat dilakukan di Gaza sisi utara, area tersebut diketahui berbatasan langsung dengan wilayah mereka. Namun, saat ini Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF) mengaku akan memusatkan serangan mereka di Kota Khan Younis, Gaza selatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dikutip dari Al Jazeera, menjelaskan bahwa serangan di area tersebut akan dilakukan melebihi serangan mereka ke Gaza Utara. Pihaknya juga mewanti-wanti agar warga Palestina tak kembali ke Jalur Gaza selatan jika ingin selamat.
Dikutip dari BBC, juru bicara IDF telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus memperluas serangan darat di seluruh Gaza. Pengeboman tersebut oleh penduduk Khan Younis disebut sebagai serangan terhebat sejauh ini.
Alasan penargetan serangan Israel ke Gaza selatan sendiri adalah bahwa mereka meyakini para pemimpin Hamas sembunyi di kota Khan Younis, tempat di mana ratusan orang yang sebelumnya berada di Gaza utara kemudian melarikan diri dan berlindung di tahap pertama perang.
Sumber lain juga mengatakan bahwa salah satu pejabat AS menjelaskan analisis intelijen yang menyatakan bahwa mayoritas petinggi Hamas, khususnya komandan sayap bersenjata Brigade Al Qassam, telah melarikan diri dan bersembunyi di Gaza selatan. Sayangnya pejabat AS tak menjelaskan sumber analisis intelijen tersebut apak dari bersumber dari intelijen Washington atau Tel Aviv.
Jumlah Korban Tewas di Palestina
Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat saat ini jumlah korban tewas setidaknya mencapai 15.523 korban termasuk korban anak-anak mencapai 6.600 dan korban wanita mencapai 4.300 orang, per Senin, 4 Desember 2023.
Selain itu jumlah korban luka juga terus bertambah menjadi 41.316 orang. Dari angka tersebut kurang lebih 70 persen adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah warga yang dilaporkan hilang di Gaza mencapai 6.800 orang.
BACA JUGA:
Di sisi lain jumlah korban warga Israel tidak mengalami penambahan. Bahkan pejabat setempat merevisi jumlah korban per 10 November direvisi dari korban tewas 1.405 menjadi kurang lebih 1.200 orang, sedangkan jumlah korban mengalami luka sebanyak 5.600 orang.
Itulah informasi terkait Gaza selatan jadi target agresi Israel. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.