PADANG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta agar kurikulum antikorupsi masuk dalam sistem pembelajaran di Sumatera Barat.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana meminta Pemprov Sumbar mempertimbangkan untuk memasukkan kurikulum antikorupsi dalam sistem pembelajaran kepada peserta didik
"Sistem pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler kepada peserta didik di jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas sederajat," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 12 Oktober.
Wawan Wardiana mengatakan 10 pemerintah daerah di Sumatera Barat sudah membuat peraturan daerah untuk pendidikan antikorupsi ini.
"Semoga sesegera mungkin pemda lain juga membuat peraturan yang sama untuk menjadi acuan agar pendidikan antikorupsi bisa diinsersi atau menjadi muatan lokal di jenjang pendidikan," katanya pada Roadshow Bus KPK di Sumbar
Menurut dia, dalam memerangi korupsi KPK memiliki strategi yang disebut trisula pemberantasan korupsi. Pertama, sula penindakan untuk memberikan efek jera terhadap pelaku korupsi; kedua, sula pencegahan dengan memperbaiki sistem dan menutup celah supaya orang tidak bisa melakukan korupsi.
Ketiga, lanjut dia, sula pendidikan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak dan bahaya korupsi.
KPK sudah bekerja sama dengan Kemenristek Dikti untuk menyisipkan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan formal dan nonformal di perguruan tinggi.
"Sejauh ini, di Sumatera Barat sendiri sudah ada dua universitas yang menjadi pilot project pendidikan antikorupsi, yakni Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang," kata dia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Bus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) singgah di Ranah Minang, Kamis, Sumatera Barat menjadi provinsi keempat di Pulau Sumatera untuk menyebarkan paham antikorupsi
Roadshow Bus KPK diinisiasi agar seluruh komponen masyarakat turut berperan serta dalam pemberantasan korupsi.
Dia memperkirakan Bus KPK mungkin hanya seminggu di Sumatera Barat, minggu depan akan maju lagi ke wilayah lain.
"Kami berharap dalam waktu seminggu, kami bisa memberikan kesan yang mendalam. Bahkan, harapannya nilai-nilai antikorupsi yang disampaikan lewat bus ini makin membumi," katanya.