Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya membangun Aparatur Sipil Negara (ASN) agar profesional, berintegritas, dan kompeten. Dia menilai elemen itu penting untuk menghadapi tantangan dan kompetisi global di masa mendatang.

Salah satu langkah nyata yang dilakukan Ganjar adalah menerapkan pendidikan pelatihan (diklat) kekinian dan futuristik bernama ASN Corporate University.

ASN Corpu yang diimplementasikan Ganjar diketahui telah sukses menghantarkan BPSDMD Jateng menjadi Juara I tiga tahun beruntun, yakni pada 2017, 2018 dan 2019, sebagai lembaga pemerintah daerah terbaik dalam menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan dan pelatihan dasar CPNS.

ASN Corpu adalah model diklat dari paradigma pengembangan ASN konvensional, menuju ASN di era disruptif.

Inovasi proporsi diklat Jateng meliputi 70 persen bersifat experiential learning (tour of area), 20 persen social learning (pelatihan dan mentoring), dan 10 persen formal learning dengan model workshop tatap muka dan webinar.

Sejumlah diklat penting sudah digulirkan Pemprov, di antaranya di bidang kepemimpinan, yaitu webinar Menuju Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Jawa Tengah Berpredikat AA, Sosialisasi Penguatan Integritas dan Pendidikan Anti Korupsi, hingga Seminar Penguatan Karakter Pancasila Bagi Generasi Milenial untuk Indonesia Tangguh.

Pemprov juga aktif mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Nasional, guna mencetak leader yang memiliki planning, organizing, actualing, dan controlling.

Menurut Muhammad Rifai Azis, guru ahli pertama SMKN 1 Wonosobo, seminar online Pancasila sangat dibutuhkan ASN. Pasalnya, usai mengikuti seminar itu, banyak pembelajaran yang bisa dia petik. Di antaranya, makin tebalnya keimanan seorang ASN sesuai sila pertama Pancasila, selanjutnya mengikis sikap egoisme, belajar menghargai pendapat orang lain, dan tidak membeda-bedakan rekan kerja berdasarkan suku dan ras.

Dia mengapresiasi segala bentuk upaya pelatihan Pemprov melalui BPSDMD. ”Tiap program yang digelar sangat relevan, untuk menguatkan integritas seorang ASN. Menurut saya, ini upaya strategis mendorong ASN untuk mengimplementasikan core values ASN yang Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif),” kata Rifai, saat dihubungi.

Hal senada disampaikan Amalia Setyaningrum, dari SKMN H Moenadi Ungaran. Beberapa pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya sudah diikuti, meliputi workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, gerakan sekolah menyenangkan, Pelatihan kewirausahaan, Workshop Project Based Learning (PJBL) SMK PK dan Assessment, Orientasi PPPK, perencananaan berbasis data dan orientasi dari LAN RI.

Dengan adanya pelatihan itu, integritas sebagai ASN akan semakin bertambah atau meningkat. Selain itu, meningkatkan kualitas kerja, perilaku lebih terkontrol, memahami peran ASN yang ber-AKHLAK dan kinerja yang lebih terarah.

Ganjar Pranowo mengaku bermimpi bisa menjadikan Jateng menjadi Corporate University dalam menyiapkan ASN yang punya integritas dalam melayani masyarakat.

Sementara itu, Kepala BPSDMD Jateng, Mohamad Arief Irwanto menegaskan, diklat untuk kalangan ASN adalah upaya menjawab salah satu isu strategis Jateng, yaitu kualitas dan daya saing SDM.

Dia mengatakan, sesuai harapan Ganjar, masyarakat butuh aparatur yang bangga melayani secara mudah, cepat, dan murah.

Menurut dia, secara umum ada dua jenis kegiatan pelatihan kekinian dan futuristik sesuai kebutuhan, yaitu Reguler Learning dan Massive Learning. Reguler learning di antaranya Pelatihan Kepemimpinan Administrator dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.

Sedangkan untuk massive learning, di antaranya community of practice, podcast, mentoring dan program pemagangan. Selain itu, ada pelatihan Local Government Leadership Training, dengan mengusung tema Implementasi Sistem Merit dan Sekolah Kader.

”Di massive learning, Pemprov juga mengadakan seri webinar yang semisal pendidikan karakter Pancasila, pendidikan antikorupsi, penyederhanaan birokrasi,” tandasnya.

Salah satu pelatihan yang terus digencarkan adalah, penguatan integritas dan pendidikan antikorupsi yang dimulai di sekolah. Kegiatan itu, diikuti 1.000 guru dan kepala sekolah.

Dikatakannya, diklat itu bertujuan membangun kesepahaman dan komitmen bersama kepala sekolah SMA, SMK dan SLB Negeri dan Swasta, agar sekolah bisa menciptakan sekolah yang berintegritas dan mencetak siswa-siswi yang antikorupsi.

Dalam webinar itu, kata dia, Ganjar menekankan, bagaimana cara Jateng membudayakan antikorupsi, yaitu dengan digitalisasi sistem, survei pemetaan rawan korupsi, mitigasi korupsi, pelibatan masyarakat, pemberian contoh, dan kurikulum pendidikan antikorupsi yang masif dilakukan.

Alasan antikorupsi yaitu, menciptakan reputasi baik, menumbuhkan budaya yang baik, menumbuhkan SDM dengan etika yang baik, dan memiliki potensi meningkatkan karya.

Langkah Jateng dalam budaya antikorupsi, mendapatkan apresiasi dari Deputi Pendidikan dan Peranserta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana. Dia berharap, regulasi implementasi pendidikan antikorupsi ini, bisa diterapkan di semua jenjang sekolah di Jateng.