Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ledakan kekerasan antara Israel dan Palestina menunjukkan kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah dan tidak mempertimbangkan kebutuhan rakyat Palestina.

"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya, ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Presiden Putin di sela-sela pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani yang berkunjung ke Rusia, melansir Reuters 11 Oktober.

Presiden Putin mengatakan, Washington berusaha "memonopoli" upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian, menuduh gagal mencapai kompromi yang bisa dilakukan.

Lebih jauh dikatakannya, Negeri Amerika Serikat telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina, termasuk kebutuhan mereka akan negara Palestina yang merdeka.

Presiden Putin tidak menyebutkan peran Rusia dalam proses perdamaian Timur Tengah, di mana bersama dengan AS, PBB dan Uni Eropa, mereka membentuk kuartet yang membantu mediasi Israel-Palestina.

"Bagaimanapun, apa pun yang terjadi di sana, kerugian terhadap penduduk sipil harus diminimalkan dan dikurangi menjadi nol. Kami menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik untuk melakukannya," seru Presiden Putin.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pihaknya berhubungan dengan kedua pihak yang bertikai, berusaha memainkan peran dalam menyelesaikan konflik tersebut, namun tidak merinci caranya, serya memperingatkan konflik tersebut berisiko meluas ke wilayah lain.

"Namun demikian kami bermaksud untuk terus melakukan upaya dan memainkan peran kami dalam memberikan bantuan untuk mencari cara penyelesaian," jelas Peskov.

Diketahui, sejak serangan Hamas terhadap Israel Sabtu pekan lalu, seribuan orang tewas dan ribuan luka-luka, sementara ratusan lainnya disandera.

Kedutaan Besar Israel di Washington mengatakan, jumlah korban tewas akibat serangan Hamas pada akhir pekan telah melampaui 1.000 orang. Sementara, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan udara balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 830 orang dan melukai 4.250 orang hingga Selasa.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, serangan Israel sejak Sabtu telah menghancurkan lebih dari 22.600 unit perumahan dan 10 fasilitas kesehatan serta merusak 48 sekolah.

Terpisah, Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan, lebih dari 180.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal, banyak di antaranya berkerumun di jalan atau di sekolah.