Presiden Biden Akui Ancaman Nuklir Rusia Adalah yang Terbesar Sejak Krisis Rudal Kuba
Presiden Joe Biden. (Twitter/@POTUS)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir, adalah ancaman terbesar sejak Krisis Rudal Kuba.

Presiden Biden mengatakan, Amerika Serikat sedang "mencoba untuk mencari tahu" jalan keluar Putin dari perang, memperingatkan pemimpin Rusia itu "tidak bercanda ketika dia berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia, karena militernya tidak memiliki kinerja maksimal di medan perang.

"Untuk pertama kalinya sejak Krisis Rudal Kuba, kami memiliki ancaman langsung terhadap penggunaan senjata nuklir, jika faktanya hal-hal terus berlanjut di jalur yang telah mereka lalui," kata Presiden Biden di New York, melansir Reuters 7 Oktober.

"Kami belum menghadapi prospek 'Armageddon' sejak (Presiden) Kennedy dan krisis rudal Kuba," tandasnya.

Pada krisis tahun 1962 tersebut, Amerika Serikat di bawah Presiden John Kennedy dan Uni Soviet di bawah pemimpinnya, Nikita Khrushchev, nyaris menggunakan senjata nuklir, terkait kehadiran rudal Soviet di Kuba.

"Saya tidak berpikir ada hal seperti kemampuan untuk dengan mudah (menggunakan) senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan 'Armageddon',” sebut Presiden Biden.

Sementara itu, Presiden Putin yang berulangtahun ke-70 pada Hari Jumat ini, sebelumnya telah memperingatkan akan menggunakan segala cara yang diperlukan, termasuk persenjataan nuklir Rusia, untuk meindungi tanah Rusia, yang sekarang dikatakannya termasuk empat wilayah Ukraina yang dianeksasi.

Diketahui, Rusia mencaplok wilayah Donestk, Lugansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina, yang mewakili sekitar 15 persen dari negara itu, setelah mengadakan apa yang disebutnya referendum, kendati dikecam oleh Pemerintah Kyiv dan Barat sebagai ilegal dan memaksa.