Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Turki telah menangkap sekitar 2.554 buronan sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme nasional yang diluncurkan usai serangan bom bunuh diri militan Kurdi di Ankara, kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya.

Dalam unggahannya di media sosial X, Yerlikaya mengatakan, para buronan itu ditangkap sebagai bagian dari inisiatif nasional yang dijuluki "Operasi Pahlawan".

"Kami tidak akan membiarkan buronan penjahat berkeliaran di jalan-jalan kami. Kami bertekad untuk menangkap dan menyerahkan mereka ke pengadilan," katanya, tanpa menyebutkan kelompok mana yang ditangkap tersebut, melansir Reuters 9 Oktober.

Yerlikaya menambahkan, pihak berwenang telah mencari 12 buronan di antara mereka yang ditangkap selama lebih dari 10 tahun. Sementara 91 orang telah dicari selama 5-10 tahun, dan 2.451 orang lainnya kurang dari lima tahun.

Minggu malam, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, militer telah melancarkan serangan udara baru terhadap militan Kurdi di Suriah utara dan menghancurkan enam sasaran, termasuk tempat perlindungan dan fasilitas penyimpanan yang diyakini sebagai lokasi militan, serta fasilitas minyak yang digunakan oleh mereka.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian juga mengatakan banyak militan telah "dinetralkan" dalam serangan yang dilakukan pada pukul 19.00, namun tidak menyebutkan wilayah mana di Suriah yang mereka serang. Ankara biasanya menggunakan istilah "dinetralkan" yang berarti dibunuh.

Turki, yang telah melakukan beberapa serangan ke Suriah utara untuk melawan YPG, mengatakan operasi darat ke Suriah adalah salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan.

YPG juga merupakan jantung dari pasukan SDF dalam koalisi pimpinan AS melawan militan ISIS. Dukungan AS terhadap mereka telah lama menimbulkan ketegangan dengan Ankara.

Pekan lalu, Turki mengatakan semua hal terkait milisi terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan milisi YPG Kurdi Suriah adalah "target yang sah" bagi pasukannya, setelah PKK mengaku bertanggung jawab atas pemboman di Ankara yang menewaskan dua penyerang dan melukai dua polisi.

Ankara mengatakan para penyerang berasal dari Suriah. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, yang dipelopori oleh milisi YPG yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris yang berafiliasi dengan PKK, membantah hal tersebut.

Amerika Serikat dan Uni Eropa sendiri menganggap PKK sebagai organisasi teroris, namun bukan YPG.

Sejak serangan itu, Ankara telah melancarkan serangkaian serangan udara dan serangan darat terhadap sasaran-sasaran militan di utara Suriah dan Irak, sambil meningkatkan operasi keamanan di dalam negeri.