Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya serangan serta kekerasan di Gaza dan Israel, mengatakan terorisme dan perang tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi hanya akan membawa penderitaan dan kematian lebih lanjut bagi orang-orang yang tidak bersalah.

"Saya mengikuti dengan khawatir dan sedih apa yang terjadi di Israel," kata Paus dalam pidato mingguannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dilansir dari Reuters 9 Oktober.

"Saya menyatakan solidaritas saya dengan para kerabat korban, dan saya berdoa untuk semua orang yang mengalami saat-saat penuh teror dan kesedihan," lanjut Paus Fransiskus.

Diberitakan sebelumnya, Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza pada Hari Minggu, menewaskan ratusan orang, sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang dikatakan menewaskan 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya.

"Tolong hentikan serangan dan senjata, karena harus dipahami bahwa terorisme dan perang tidak membawa solusi, melainkan hanya kematian dan penderitaan bagi banyak orang yang tidak bersalah. Perang adalah kekalahan, setiap perang adalah kekalahan. Mari kita berdoa untuk perdamaian di Israel dan Palestina," seru Paus Fransiskus.

Serangan pejuang-pejuang Hamas di kota-kota Israel pada Hari Sabtu, menjadi serangan paling mematikan terhadap negara itu, sejrak serangan Mesir dan Suriah dalam Perang Yom Kippur yang pecah sekitar 50 tahun lalu.

Sebagai tanggapan, serangan udara Israel menghantam perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas di Gaza, menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk 20 anak-anak, seperti janji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Harga yang harus dibayar oleh Jalur Gaza akan sangat berat dan akan mengubah kenyataan dari generasi ke generasi," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan itu akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. Warga Gaza telah hidup di bawah blokade yang dipimpin Israel selama 16 tahun, sejak Hamas menguasai wilayah tersebut pada tahun 2007.

"Berapa kali kami memperingatkan Anda bahwa rakyat Palestina telah tinggal di kamp pengungsi selama 75 tahun, dan Anda menolak mengakui hak-hak rakyat kami?" tegas Haniyeh.