Bagikan:

JAKARTA - Militer Turki melancarkan serangan udara yang menargetkan basis militan Kurdi di Irak utara pada Hari Minggu, beberapa jam setelah Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengaku bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri di ibukota Ankara.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, pesawat tempur mereka berhasil menghancurkan 20 sasaran terkait PKK, termasuk gua, bunker, tempat berlindung dan gudang di wilayah Metina, Hakurk, Kandil dan Gara.

"Banyak teroris yang berhasil dilumpuhkan dengan menggunakan amunisi domestik dan nasional dalam jumlah maksimum," kata pernyataan itu, yang mengutip hak membela diri dari Pasal 51 Piagam PBB sebagai pembenaran serangan tersebut, melansir CNN 2 Oktober.

PKK, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebelumnya mengatakan mereka berada di balik ledakan hari Minggu di luar gedung Kementerian Dalam Negeri Turki yang menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnya luka-luka, menurut Kantor Berita Firat yang pro-PKK.

Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, dua penyerang membunuh seorang warga sipil dan mencuri kendaraannya sebelum ledakan menjelang pembukaan parlemen di Ankara. Dua petugas polisi dilaporkan mengalami luka yang tidak mengancam jiwa.

Salah satu penyerang meledakkan dirinya dan yang lainnya "dilumpuhkan," kata kementerian tersebut.

Penyidik ​​menemukan empat jenis senjata api berbeda, tiga granat tangan, satu peluncur roket dan bahan peledak C-4 di lokasi kejadian.

Selain itu, pihak kementerian juga mengonfirmasi setidaknya satu dari dua penyerang adalah anggota PKK. Penyerang kedua belum teridentifikasi, katanya.

Diketahui, Suku Kurdi, yang tidak memiliki tanah air atau negara resmi, adalah minoritas terbesar di Turki, yang mencakup antara 15% dan 20% populasi, menurut Minority Rights Group International.

Sebagian wilayah, Kurdistan – sebuah wilayah non-pemerintah dan salah satu negara tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia – diakui oleh Iran, tempat provinsi Kordestan berada; dan Irak, lokasi wilayah otonomi utara yang dikenal sebagai Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) atau Kurdistan Irak.

Ankara menilai PKK melatih pejuang separatis dan melancarkan serangan terhadap Turki dari basisnya di Irak utara dan Suriah, tempat kelompok Kurdi yang berafiliasi dengan PKK menguasai sebagian besar wilayah.

November tahun lalu, Ankara menyalahkan PKK atas serangan bom di kawasan pejalan kaki di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki terus melancarkan operasi melawan PKK di dalam negeri serta operasi lintas batas ke Suriah.

Terpisah, dalam pidatonya di depan anggota parlemen pada Hari Minggu, Presiden Recep Tayyip Erdogan bersumpah Turki akan melanjutkan perjuangannya melawan terorisme "sampai teroris terakhir dilenyapkan di dalam negeri dan di luar negeri."