Bagikan:

JAKARTA - Turki tidak menutup kemungkinan untuk menggelar operasi darat ke Suriah, guna menyerang basis militan Kurdi usai bom bunuh diri akhir pekan di Ankara, kendati itu juga bukan satu-satunya pilihan.

Pada Hari Rabu, Turki mengatakan kedua penyerang tersebut berasal dari Suriah. Pemboman tersebut menewaskan kedua penyerang dan melukai dua petugas polisi. Pasukan Demokratik Suriah, pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat, membantah para pembom telah melewati wilayahnya.

Kendati demikian, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki pada Hari Kamis mengatakan, operasi darat ke Suriah adalah salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan negara itu.

Turki sendiri sebelumnya telah melakukan beberapa serangan ke Suriah utara, menyasar kelompok YPG Kurdi Suriah.

"Satu-satunya tujuan kami adalah melenyapkan organisasi teroris yang menjadi ancaman bagi Turki. Operasi darat adalah salah satu opsi untuk menghilangkan ancaman ini, namun itu bukan satu-satunya pilihan bagi kami,” kata pejabat tersebut, melansir Reuters 6 Oktober.

Sementara itu, pasukan keamanan di timur laut Suriah mengatakan Turki melancarkan serangkaian serangan pada Hari Kamis, di mana lebih dari 15 drone memasuki wilayah udara di kawasan itu dan mengenai sasaran termasuk infrastruktur dan stasiun gas dan minyak.

Dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan mengatakan serangan Turki menewaskan enam anggota pasukan keamanan internal di timur laut Suriah, dan dua warga sipil dalam dua serangan terpisah.

Sebagai tanggapan, militan Kurdi melancarkan serangan roket ke pangkalan militer Turki di Suriah utara pada Kamis malam, melukai lima petugas polisi dan tiga tentara, lapor kantor berita swasta Turki DHA.

Turki diketahui telah melipatgandakan operasinya yang menargetkan kelompok terlarang PKK, dengan melakukan serangan udara di Irak utara.

Para pejabat Turki mengatakan semua infrastruktur dan fasilitas energi di Irak dan Suriah yang dikendalikan oleh PKK, serta YPG, adalah sasaran militer yang sah.

"PKK dan YPG adalah organisasi teroris yang sama, mereka adalah target sah kami di mana pun. Turki pernah melakukan operasi kapan pun dan di mana pun diperlukan, dan operasi ini akan dilanjutkan jika diperlukan lagi," urai pejabat kementerian pertahanan.

Selain itu, Turki telah memperingatkan pasukan negara ketiga untuk menjauh dari tempat-tempat yang dikuasai PKK dan YPG.

"Kami menyerukan kepada semua pihak, khususnya negara-negara sahabat dan sekutu kami, untuk menjauhi para teroris tersebut. Ini hanyalah sebuah pengingat. Terserah pada mereka untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan," tandas pejabat itu, tanpa menyebutkan nama negara mana pun.

Diketahui, YPG merupakan ujung tombak sekutu utama koalisi pimpinan AS melawan ISIS. Dukungan Amerika Serikat dan sekutu lainnya, termasuk Prancis, terhadap YPG telah memperburuk hubungan dengan Ankara.